Siapa Sangka, Aruma Pernah Jadi Korban Bully

Jakarta, Titik Kumpul – Penyanyi muda Aruma baru-baru ini mengungkapkan pengalaman pribadinya terkait perundungan di sekolah menengah. Dalam wawancara tersebut, ia berbagi cerita mengenai tekanan sosial yang ia hadapi, perjuangannya untuk bertahan hidup, dan keberhasilannya di bidang akademik meski menghadapi berbagai tantangan.

Kejadian perundungan yang dialami Aruma bermula pada masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Gulir lagi, oke?

Pada malam terakhir MPLS, ia diganggu oleh sekelompok senior. Alma teringat kejadian ini.

“Saya dijemput dan diserang oleh cewek-cewek seksi, begitulah istilahnya, sampai-sampai membawa mantan mahasiswa untuk menyudutkan saya sendirian,” ujarnya.

Ia dituduh bercinta dan memperlihatkan penampilan yang dianggap tidak pantas oleh penjahat, meski Aruma mengira ia tidak pernah melakukannya. Bahkan penggunaan lip tint, sesuatu yang dipakai siswa lain, dijadikan alasan untuk tidak sependapat dengannya.

Pada tahun pertama sekolah menengah atas, penindasan tidak berhenti. Sekelompok siswa kelas 11 terus membuat onar dan melecehkan Aruma, bahkan saat pelajaran. Situasi semakin memburuk ketika Aruma mulai berkencan dengan seorang siswa kelas dua belas.

Perundungan ini mempunyai akibat lain, yaitu mempengaruhi kehidupan sosial dan kegiatan ekstrakurikuler mereka. Bahkan salah satu wisudawan menolak kehadirannya dengan alasan menganggapnya sebagai masalah, padahal Aruma menganggap dirinya tidak melakukan kesalahan apa pun.

Meskipun masalah ini telah dibicarakan di ruang manajemen dan konseling, namun penanggung jawab penganiayaan tidak ada di sana untuk menyelesaikan konflik ini. Hal ini membuat keadaan menjadi lebih sulit bagi Aruma.

Di tengah semua tekanan tersebut, Aluma menunjukkan keberanian dan tekad yang luar biasa. Ia terus fokus pada studinya dan berhasil mendapat peringkat ketiga di kelasnya. Prestasi tersebut menjadi bukti bahwa ia mampu melewati rintangan berat dalam hidupnya. Tak hanya itu, Aruma juga mendapat penghargaan sebagai siswa berprestasi.

Melalui pengalamannya, Aruma berharap tidak ada orang lain yang harus mengalami apa yang dialaminya di masa lalu. Kisahnya mengingatkan pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan mendukung bagi semua siswa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *