Bandung, Titik Kumpul – Pusat Kajian Al-Qur’an (PSQ), Majelis Muslimin Hukama (MHM) dan UIN Sunan Gunung Dajati Bandung mengadakan workshop bertajuk “Mengungkap Pola Linguistik dalam Kosakata Al-Qur’an”. : Sosialisasi Majelis Hukoma Muslim dan Kitab Tafsir Tafsir Bayani”. Acara ini diselenggarakan di Aula Pascasarjana UIN Sunan Gunung Dajati Bandung pada Senin, 25 November 2024. Acara tersebut dihadiri oleh tokoh-tokoh di bidang kajian Alquran.
Acara ini dibagi menjadi dua sesi utama mengenai “Sosialisasi Dewan Pemerintahan Muslim”. Dr. Dr. Muchlis M. Hanafi, M.A, Prof. Sayreef Hidayat dan Prof. Badruzaman M. Yunus dan Dr. Eni Juliha, M.A.G. sebagai moderator acara. Selain itu, acara ini juga ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) antara Pusat Studi Al-Quran (PSQ) dan UIN Sunan Gunung Dajati Bandung.
Pada sesi pertama Prof. Dr. M. Quraish Shihab menceritakan sejarah berdirinya Pengurus “Muslimin Hukama”, sebuah forum internasional yang bertujuan untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan, toleransi dan pemahaman Islam yang benar. “Majelis ini dibentuk untuk mencegah kesalahpahaman tentang Islam, memperkuat toleransi dan menjaga nilai-nilai kemanusiaan. Salah satu tugas utamanya adalah melawan hubungan sulit yang seringkali muncul karena ketidaktahuan,” kata Prof Quraish dalam keterangan tertulis yang diperoleh Titik Kumpul.
Pertama kali diselenggarakan pada tahun 2014 atas inisiatif Grand Sheikh Al-Azhar, forum ini menghadirkan selebriti dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Tujuan utamanya adalah mencegah konflik dengan mengajarkan masyarakat tentang Islam yang toleran dan menghargai perbedaan.
Pada sesi kedua Dr. Muchlis M. Hanafi, M.A. Tafsir Bayani menjelaskan, Tafsir merupakan metode Tafsir yang mengutamakan analisis mendalam terhadap pilihan kata dalam Al-Qur’an. “Kata-kata dalam Al-Qur’an dipilih dengan maksud yang jelas akan keindahan, pesan dan makna yang mendalam. Tafsir ini membantu kita memahami bagaimana bahasa Al-Qur’an sepenuhnya menyampaikan pesan ilahi,” ujarnya.
Prof. Sayreef Hidayat mengapresiasi kontribusi buku ini dalam menghubungkan kajian kosakata Al-Qur’an dengan konsep-konsep linguistik modern. “40% kosakata bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab. Buku ini akan memudahkan pemahaman kita tentang konsep-konsep kebahasaan seperti maful bih (benda yang terkena dampak) dan ma’ful mah (benda penyerta) yang merupakan bagian penting dari ilmu linguistik,” ujarnya.
Prof. Badruzaman M. Yunus memaparkan metode dan arah penafsiran bahasa dalam “Tafsiri Bayani”. Prof. Badruz, Prof. Quraish, yaitu analisis menyeluruh terhadap struktur kata dan kalimat untuk menunjukkan pesan moral dan keindahan sastra Al-Qur’an.
Pusat Kajian Al-Qur’an, Majelis Hukama Al-Muslimin dan UIN Sunan Gunung Dajati Bandung menyelenggarakan acara “Mengungkap Pola Linguistik dalam Kamus Al-Qur’an: Sosialisasi Majelis Hukama Muslim dan Bedah Kitab Tafsir Bayani”. , menjadi momen berharga dalam perayaan HUT ke-20 PSQ dan HUT ke-10 Dewan Pemerintahan Muslim.
Kegiatan ini memperkuat pemahaman bahasa Al-Qur’an dengan menghadirkan para ahli terkemuka dan menekankan pentingnya hikmah dalam membangun toleransi dan kemanusiaan. Diskusi tersebut mengenang kembali peran Al-Qur’an sebagai pedoman hidup untuk menjawab permasalahan zaman.
Melalui kegiatan ini diharapkan tercipta sinergi yang kuat antara institusi akademik, lembaga keagamaan dan masyarakat umum untuk mengembangkan kajian Al-Qur’an lebih dalam sekaligus memberikan kontribusi nyata terhadap agama. Islam. Peradaban dan Kemanusiaan Global.