Denpasar, Titik Kumpul – Kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% yang akan berlaku dalam waktu dekat menjadi tantangan besar bagi berbagai industri, termasuk industri sepeda motor. Meski demikian, PT Astra Honda Motor (AHM) menyatakan siap menghadapi kebijakan tersebut.
General Manager Corporate Relations AHM mengatakan: “Tarif PPN 12% sudah diterapkan, jadi mau tidak mau kita harus menerimanya. Memang ini adalah salah satu tantangan yang kita hadapi di setiap industri, termasuk sepeda motor.” Kutipan dari Ahmad Muhibbuddin seperti dikutip Titik Kumpul Otomotif saat test drive Honda Scoopy baru-baru ini.
Meski demikian, AHM mengakui kenaikan PPN akan mempengaruhi daya beli konsumen. “Pasti ada dampaknya,” kata pria bernama Muhib itu.
Untuk tetap kompetitif di pasar, AHM tetap optimis dengan strateginya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Selain menaikkan harga atau PPN, kami juga berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat,” jelasnya. Misalnya saja dengan meneliti jenis sepeda motor apa yang mereka butuhkan.”
Strategi ini tercermin pada rangkaian model sepeda motor Honda.
“Makanya produk Honda punya banyak versi. Satu jenis, banyak versi, untuk memberikan banyak pilihan bagi beragamnya kebutuhan pasar dan masyarakat,” tambah Pak Ahmad.
Terkait target pendapatan, AHM masih memperkirakan dampak kenaikan PPN. Dia berkata, “Pajak yang berbeda sedang dihitung dan apa yang akan mempengaruhi pasar. Tapi ada topik di luar PPN. Opsen. Saya tidak mau bilang Opsen, ayo keluar dari asosiasi.”
Ahmad juga mengatakan kenaikan PPN akan berdampak pada seluruh segmen pasar, namun setiap kebijakan pajak daerah akan berdampak. “PPN pasti naik,” ujarnya. Setiap tahun itu adalah kebijakan pemerintah daerah.”