JAKARTA, Titik Kumpul – PT Hyundai Motors Indonesia optimis penjualan kendaraan pada bulan ini akan meningkat dibandingkan bulan lalu karena peluncuran produk baru dan beberapa program yang mulai berjalan.
“Bisa dipastikan penjualan Hyundai bulan ini akan lebih tinggi dibandingkan bulan lalu karena produk-produk baru yang diperkenalkan. Programnya juga sudah dimulai, jadi perkiraan bulan Desember akan bagus,” kata Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia. , Franciscus Soerjopranoto pada Kamis 28 November 2024, dikutip Titik Kumpul Automotive.
Namun pria yang akrab disapa Sorjo ini mengingatkan dampak perubahan kebijakan perpajakan, khususnya kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) kendaraan listrik (EV) menjadi 12 persen yang dijadwalkan berlaku mulai Januari 2024.
Sorjo memperkirakan kenaikan PPN sebesar satu persen saja bisa berdampak besar bagi masyarakat. Meski demikian, Hyundai punya strategi untuk mengatasi situasi tersebut.
“Misalnya mobil seharga Rp 300 juta, kenaikan 1 persen artinya ada tambahan Rp 3 juta. Padahal, bagi pembeli kredit, efeknya kecil. Tapi kenaikannya signifikan,” ujarnya.
“Kalau mobil masih bisa kita perbaiki. Dari pihak pabrikan ada kebijakan yang memperbolehkan kita tidak menaikkan harga mobil dulu,” imbuhnya.
Selain kenaikan PPN, pemerintah daerah juga merencanakan opsi Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). Hal ini akan menambah beban industri otomotif, kata Franciscus.
“Tadi ada kenaikan yang berujung pada penurunan penjualan. Kami harapkan pemerintah mengambil stok. Tapi untuk Hyundai, kami sudah memperkirakannya yang akan meluncurkan dua produk baru awal tahun depan,” ujarnya. .
Franciscus juga mengharapkan pemerintah terus memberikan insentif kepada industri otomotif, khususnya kendaraan listrik dan hybrid.
“Kami sangat berharap insentif mobil listrik terus berlanjut pada tahun depan. Kalau insentif ini bisa dipertahankan atau diperpanjang pasti akan meningkatkan volume penjualan,” jelasnya.
