Rektor Baru UI Prof Heri Hermansyah Bakal Naturalisasi Tenaga Akademisi

Depok, Titik Kumpul – Profesor. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU resmi dilantik menjadi Rektor Universitas Indonesia (UI) masa jabatan 2024-2029. Dalam lima tahun ke depan akan meningkatkan taraf UI di dunia internasional. Heri mengatakan, ada dua kunci utama UI, yaitu estetika dan dampak keseluruhan.

“Oleh karena itu, kami akan memimpin seluruh kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi UI. Ada dua bagian, yang satu berkualitas tinggi, yang kedua prosesnya komprehensif. Artinya ketika kita melakukan acara, penelitian, pelayanan publik, tapi kita harus punya skalanya. Seberapa besar dampaknya. Dampaknya terhadap masyarakat, masyarakat, dan pemerintah, kata Heri usai peresmian Balai Purnomo, Depok, Rabu. 4 Desember 2024.

Sudah ada langkah-langkah untuk meningkatkan UI standar. Yakni internasionalisasi, mobilitas sumber daya manusia (SDM) dan institusi. Bagi dunia internasional, kata Heri, kuncinya adalah sumber daya manusia. Seluruh sumber daya manusia di UI perlu meningkatkan kapasitasnya agar mampu bersaing di dunia.

“Jadi, bagaimana Anda meningkatkan pengguna manusia itu? Kalau kita melihat negara yang universitasnya maju, maka dosennya tidak melihat dari lulusannya, tidak melihat lulusannya dari siapa, bahkan tidak melihat paspor apa yang dimilikinya, namun yang dilihatnya adalah kehebatannya. dan keterampilan. . “Semua negara yang universitasnya maju menggunakan talenta-talenta terbaik dari negara mana pun,” ujarnya.

Tantangan bagi perguruan tinggi ke depan adalah mau membuka kesempatan menerima akademisi tingkat tinggi, meski bukan berasal dari dalam negeri. Misalnya, tenaga akademik yang pernah bekerja di luar negeri dan meraih prestasi bagus bisa datang ke UI.

“Jadi mereka tidak harus memulai dari awal. Namun mereka segera memasuki situasi yang mereka temukan di negara lain. Kalau dia profesor, di sini dia juga profesor, betul. Dia tidak harus memulai dari awal. Ya, itu datang dengan semua sejarahnya. “Jadi kalau main sepak bola, di perguruan tinggi pasti ada sarjana Indonesia dari negara lain yang berasal dari negara lain, sehingga bisa mendapat posisi berbeda di universitas di negara lain dan di UI,” ujarnya.

Langkah kedua adalah melakukan perjalanan, yaitu dengan meningkatkan karya guru di berbagai kegiatan internasional. Jadi mereka tidak hanya bermain drum dan dekat dengan kampus

“Mereka juga harus hadir di tingkat nasional, harus aktif di berbagai kegiatan pendidikan internasional dan itu akan menjadi rekognisi, rekognisi internasional. Oke, ini perlu untuk memperbaiki keadaan,” ujarnya.

Langkah ketiga adalah memperbarui fasilitas kampus pengguna. Misalnya, untuk program internasional, tarifnya digandakan. Program ini merupakan salah satu cara strategis untuk meningkatkan kualitas institusi lokal.

“Jadi misal kita punya pasangan, misalnya posisinya 14 dunia atau 18 dunia. Kita di sini peringkat 206 dalam dua ijazah nasional, pendidikan kita sama, 2 tahun bersama kita. , 2 tahun di luar negeri mendapat ijazah dari kami, mendapat ijazah dari mitra. Artinya ijazah universitas kami dianggap setara dengan gelar dari universitas mitra yang standarnya jauh lebih tinggi dari kami dan untuk mencapainya tentu kita harus meningkatkan kualitas dalam negeri juga,” ujarnya.

Dengan begitu, dalam dua tahun metode pengajaran di UI bisa diketahui dan datanya bisa ditransfer ke mitra luar negeri yang datanya lebih baik. Sehingga hal ini akan meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di UI.

Sekarang ini ada hubungannya dengan penelitian. Waktunya sudah tiba bagi kita, sudah ada langkah untuk membuka keran tersebut, misalnya saja program postdoctoral. “Sekarang pascadoktoral ini sangat penting bagi para lulusan agar mereka dapat mempertahankan keberhasilannya dalam berkarya penelitian sebelum menjadi anggota tetap universitas melalui program pascadoktoral,” imbuhnya.

Nanti akan ada pertukaran guru. Profesor asing datang ke Indonesia dan mengajar di UI. Profesor Indonesia kemudian dapat dikirim ke negara lain, dimana mereka diperlakukan sama seperti profesor di universitasnya. Langkah ini harus didorong agar lebih banyak guru UI yang dapat melakukan perjalanan singkat sebagai guru.

“Sekarang gerakannya ya, akan meningkatkan tingkat pengakuan internasional terhadap institusi, human skill dan kemudian mahasiswa kita yang berbakat akan mampu bersaing dengan dunia,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *