Titik Kumpul – Milisi Syiah, Hizbullah, akhirnya mengumumkan kesiapannya untuk mendukung rezim Bashar al-Assad di Suriah. Organisasi yang dipimpin Naim Qassem itu juga menyerukan seluruh negara Arab untuk bersatu mendukung Suriah.
Hizbullah yang saat ini terlibat perang dengan tentara Israel menuduh Amerika Serikat (AS) dan rezim Zionis merencanakan serangan pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) di Suriah.
Qassem mengatakan: “Hizbullah membantu pemerintah Suriah dalam perang melawan para jihadis dan meminta negara-negara Arab untuk mendukung Damaskus dalam perang ini.”
Titik Kumpul Military dari Russia Today mengatakan: “Agresi terhadap Suriah didukung oleh AS dan Israel. Kelompok Islam selalu menjadi alat mereka sejak (perang saudara Suriah) 2011.”
Qassem meyakini AS ingin menggulingkan pemerintahan Assad dengan menggunakan kelompok pemberontak anti-rezim sejak 2011.
“Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya yang menginginkan Assad keluar mengklaim bahwa pemberontak moderat dapat memenangkan konflik ini,” kata Qassem.
Serangan pemberontak yang dipimpin oleh milisi Hayat Tahrir Al-Sham, bersama beberapa kelompok oposisi lainnya, telah berlangsung sejak 27 November 2024.
Setelah diluncurkan di provinsi Idlib di Suriah utara, pasukan pemberontak maju pesat dan berhasil menembus Aleppo untuk pertama kalinya dalam 13 tahun.
Pasukan pemberontak juga berhasil merebut kota terbesar keempat di Suriah, Hama, menurut laporan lain dari Titik Kumpul Military Daily Mail. Bahkan ada laporan bahwa tentara Suriah telah mundur dari kawasan ini.
Titik Kumpul Nizami juga memberitakan dalam berita sebelumnya bahwa serangan pemberontak menyebabkan tentara Rusia pro-Assad juga meninggalkan Suriah.
Tentara Rusia mengalami kerugian besar setelah meninggalkan sejumlah besar senjata dan kendaraan tempur senilai jutaan dolar.