Angka Kasus HIV/AIDS di Indonesia Tinggi, Kapan Seseorang Perlu Tes HIV?

Jakarta, Titik Kumpul – Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia semakin meningkat. Berdasarkan data Januari-September 2024, setidaknya terdapat 35.000 kasus baru HIV dan 12.000 kasus baru AIDS. Jumlah tersebut hampir menyamai total kasus HIV/AIDS yang dilaporkan pada tahun 2023.

Dari data tersebut diketahui 71 persen kasus baru terdiagnosis terjadi pada pria dengan usia reproduksi dominan 20 hingga 49 tahun. Kaum muda di bawah usia 20 tahun merupakan 6 persen dari seluruh kasus.

Sementara itu, kelompok gender laki-laki (LSL) menyumbang 31 persen dari seluruh kasus. Mari kita simak keseluruhan artikelnya di bawah ini.

Sejumlah besar kasus juga dilaporkan oleh dokter spesialis penyakit dalam yang juga pendiri dan pembina Yayasan Pelita Ilmu, Prof. Ph.D. Zubairi Djoerban, Sp.PD, KHOM.

Ia menyatakan, pemberantasan HIV/AIDS memerlukan upaya atau kerja keras semua pihak.

Salah satu upaya utama untuk memberantas HIV/AIDS sendiri adalah dengan melakukan tes HIV sebanyak-banyaknya.

Makanya saya minta Indonesia mendeklarasikan hari AIDS nasional, agar ada tes gratis bagi semua orang di mana pun, kalau ditemukan pasti sembuh, ujarnya saat ditanya pembawa acara Titik Kumpul.co.id di kawasan. Otista, Jakarta Timur. Selasa 3.12.2024. 

Prof.

Ia mengatakan, pimpinan negara juga harus melakukan tes HIV agar dapat mempengaruhi partisipasi sukarela masyarakat dalam tes HIV.

“Pimpinan tesnya umumkan dulu ke publik ‘ini hasil tes saya’, yang termasuk yang berani tes, baru mereka buka, katanya. Nanti masyarakat akan datang bertanya (tes HIV) khusus kalau orang-orang berada pada posisi teratas di Indonesia, maka penting untuk mendeklarasikan Hari HIV dengan cara seperti ini.

Sedangkan untuk tesnya, Prof. Orang yang berisiko, mereka yang pernah berhubungan seks, bahkan remaja.

“Atau buat cowok-cowok, jangan dikira anak-anak SMA itu nggak pakai narkoba. Kalau pakai narkoba, mulai dari SMA, SMP, dan SD. Lalu mereka pakai narkoba, kalau pakai narkoba, mereka pakai narkoba, kayaknya dijamin hepatitis C, kemungkinan tertular HIV sangat tinggi. 

Di sisi lain, Prof. Zuberi juga menjelaskan, jika orang positif HIV, tidak perlu takut.

Pasalnya, banyak dari mereka yang terdiagnosis HIV/AIDS tetap sehat dan berfungsi dengan mengonsumsi obat antiretroviral secara terus menerus setiap hari.

“Tapi meski sekarang semua orang positif, siapa yang khawatir? Karena banyak orang yang berusia 30 tahun dan masih sehat. Ada banyak sekali orang yang berusia 20 tahun dan masih sehat. orang yang tanpa obat keluar dan meninggal,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *