LANGSUNG – Abu Mohammad al-Julani kini menjadi pahlawan baru bagi rakyat Suriah. Hal ini tidak lepas dari keberhasilan memimpin milisi pemberontak Hay’at Tahrir al-Sham (HTS), jembatan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.
Di bawah kepemimpinannya, sejak 3 November 2017, partai politik-militer Hay’at Tahrir al-Sham mampu konsisten melawan kekuasaan kediktatoran al-Assad.
Puncaknya, dengan serangan besar-besaran terhadap pasukan militer Suriah pro-Assad yang dilancarkan pada 27 November 2024, milisi HTS berhasil merebut kota Damaskus setelah 11 hari.
Nama al-Julani sepertinya sudah tidak asing lagi di telinga negara-negara besar yang terlibat perang saudara di Suriah, seperti Amerika Serikat atau Rusia.
Pria bernama asli Ahmed Hussein al-Shar’a ini merupakan mantan anggota kelompok teroris Al-Qaeda. Namanya juga ada di daftar Amerika mulai tahun 2013.
Kemudian pada tahun 2018, pemerintahan Presiden Donald Trump menetapkan Hay’at Tahrir al-Sham sebagai organisasi teroris terlarang.
Berdasarkan laporan militer Titik Kumpul Timur Tengah, Amerika juga menilai modal al-Julani sebesar US$10 juta atau setara 158,7 miliar rupiah.
Namun, setelah keberhasilan al-Julani menggulingkan rezim al-Assad yang sudah berkuasa hampir 24 tahun, Amerika mempertimbangkan untuk menghapus namanya dari daftar.