Jakarta, Titik Kumpul – Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengatakan pemerintah akan menyiapkan peraturan untuk secara ketat menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Dia mengatakan hal ini dimaksudkan sebagai kerangka hukum untuk memastikan penggunaan AI yang bertanggung jawab dan bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan.
“Kami akan mengembangkan prinsip-prinsip pengembangan dan penggunaan kecerdasan buatan agar bisa langsung diadopsi di semua sektor, termasuk pendidikan, kesehatan, dan layanan kesehatan. Rencananya pertengahan Januari nanti kami akan memulainya dengan pelatihan dan pembicaraan,” ujarnya di Jakarta. pada hari Selasa. , 17 Desember 2024.
Menurutnya, pengaturan berbagai fitur yang dapat digunakan di seluruh lapisan masyarakat menjadi hal yang sangat penting, seiring dengan meningkatnya penggunaan teknologi secara kuantitatif.
Nezar Patria mengatakan perusahaan teknologi global seperti Meta telah merilis fitur baru Meta AI yang memungkinkan pengguna mencari berbagai informasi yang mereka butuhkan.
Artinya, masyarakat akan menghadapi AI dalam waktu dekat.
Kementerian Komunikasi dan Teknologi mengeluarkan surat edaran tentang pedoman penggunaan AI yang menekankan betapa pentingnya bagi pengembang AI untuk menggunakan kecerdasan buatan sesuai dengan prinsip transparansi atau tanggung jawab, prinsip kemanusiaan, penghormatan terhadap hak dan keselamatan hukum. .
Wamenkominfo berharap dengan adanya regulasi baru tersebut, Indonesia dapat menjadi contoh pengelolaan teknologi AI yang sesuai dengan berbagai kepentingan dan bermanfaat bagi masyarakat.
“Yang terpenting kita tidak takut dengan teknologi yang sedang berkembang ini. Kita berusaha memanfaatkan AI ini untuk kemaslahatan manusia dan bagaimana kita bisa memanfaatkan AI ini sebagai produk yang tidak mengubah atau mengancam keberadaan manusia. , “katanya.
Oleh karena itu, ia mengajak berbagai pemangku kepentingan, baik pemerintah, swasta, akademisi, hingga masyarakat untuk ikut serta dalam penyusunan undang-undang ini.
Prinsip inklusi dalam tata kelola teknologi AI diperlukan agar penggunaannya dapat tepat sasaran. “Kerja sama menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan kebijakan yang efektif dan relevan,” tegas Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Teknologi.