Krim Racikan, Waspadai Risiko Kesehatan yang Mengintai

Jakarta, Titik Kumpul – Media telah menjadi salah satu alat pendidikan yang paling efektif. Hal ini diungkapkan oleh DR. Dr. Muji Iswanty, SH, MH, SpDVE, Subsp.Ven, M.Kes, C.Med, FINSDV, FISQua, Dokter Spesialis Kulit dan Pembuluh Darah serta Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, saat konsultasi media secara virtual, Jumat. 13 Desember 2024.

“Kami menemukan bahwa media sangat berguna dalam menyelesaikan 50% masalah. “Media digital merupakan salah satu sumber pendidikan yang sangat penting dan sangat diminati masyarakat,” ujar Dr. Bulan.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa tren kecantikan yang berkembang di masyarakat, seperti obsesi terhadap kulit putih cerah, harus disikapi dengan bijak. Mari lanjutkan membaca keseluruhan artikel di bawah ini.

Banyak orang menginginkan hasil yang instan tanpa mempedulikan dampaknya terhadap kesehatan kulit.

“Kebanyakan orang ingin wajahnya putih. Namun nyatanya, kulit wajah yang putih belum tentu sehat. Dr. John menekankan: “Yang kita inginkan adalah wajah yang sehat, bukan sekedar putih cerah atau langsung berseri.” Bulan.

Dokter Muji menjelaskan, kulit manusia berubah secara alami setiap 14 hingga 21 hari tanpa intervensi apapun. Namun, dengan berbagai prosedur seperti peeling, laser, dan skin enhancement, proses regenerasi kulit dapat dipercepat dengan aman.

Namun, ia mengingatkan bahwa mempercepat pergantian kulit hanya dalam satu hari, seperti yang kerap dijanjikan produk krim yang diformulasikan, sangatlah berbahaya.

“Tapi kalau eksfoliasinya dipercepat dalam satu hari dengan menggunakan krim tertentu, itu sangat tidak sehat,” imbuhnya.

Sayangnya, keinginan masyarakat untuk memiliki kulit putih dalam waktu singkat justru dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Mereka menawarkan produk kecantikan yang mengandung bahan berbahaya, seperti merkuri dan hidrokuinon, yang melebihi batas aman.

Namun salah satu isu yang banyak dibicarakan adalah penggunaan dermaroller oleh non-dokter. Dr. Muji menegaskan, tindakan tersebut sangat berbahaya jika dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian medis.

“Derma roller sering digunakan untuk mengatasi jerawat, bekas jerawat, dan noda. Namun, kasus bercak sangatlah rumit. Flek tersebut bisa disebabkan oleh hormon, genetika, paparan sinar matahari, atau penggunaan krim berbahaya seperti yang mengandung merkuri, ujarnya.

Ia menambahkan, meskipun hidrokuinon dapat digunakan untuk mengatasi melasma, namun menjadi berbahaya jika digunakan melebihi batas standar. Penggunaan yang tidak tepat dapat menyebabkan ochronosis, yaitu kerusakan jaringan kulit hingga lapisan terdalam.

“Krim yang diformulasikan menggunakan merkuri atau hidrokuinon melebihi batas standar dapat merusak jaringan kulit. “Kondisi seperti ochronosis adalah salah satu dampak terburuknya,” tambah Dr. Bulan.

Dokter Muji juga mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam memilih produk kecantikan. Produk yang dijual bebas, terutama yang menjanjikan hasil instan, seringkali mengandung bahan berbahaya yang tidak memenuhi standar kesehatan.

“Kosmetik yang mengandung bahan berbahaya tidak hanya merusak kulit, tapi juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan lainnya. “Jadi selalu pastikan produk yang digunakan sudah terdaftar BPOM dan konsultasikan dengan dokter sebelum digunakan,” sarannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *