Mataram, Titik Kumpul – Pengacara kenamaan Hotman Paris angkat bicara terkait pemulihan kasus dugaan pelecehan seksual dan pemerkosaan yang melibatkan I Wayan Agus Suartama alias Agus Buntung kepada sang istri.
“Gimana yang cewek di atas? Apa ini pelecehan? Kalau ceweknya di atas berarti ceweknya aktif,” tulis Hotman di laman Instagram resminya @hotmanparisofficial.
Hotman Parris menilai Agus Buntung adalah penggoda yang baik, ia juga memperhatikan pengacara tidak senonoh yang berdebat dengannya.
Sumber: X @tanyarlfes
“Agus pandai menggoda. Kalah dengan pengacara yang membayar dengan KTP. Tapi Agus lebih baik dari pengacara yang licik,” imbuhnya.
Kasus ini mengungkap fakta mengejutkan, jumlah korban Agus kini mencapai 17 orang, termasuk dua anak di bawah umur.
Rutinitas manipulatifnya berkisar dari cerita sedih hingga ancaman emosional, seperti mengakui ingin bunuh diri jika permintaannya tidak dikabulkan.
Rekonstruksi yang dilakukan di Mataram, Nusa Tenggara Barat ini mencakup 49 adegan, naik dari rencana semula 28 adegan. Prosesnya berlangsung di tiga lokasi utama: Taman Udayana, pinggiran Islamic Center, dan sebuah pub yang diduga merupakan lokasi tersebut. .tempat pemerkosaan.
Rekonstruksi tersebut disaksikan Wakapolda NTB Brigjen Paul Ruslan Aspan bersama lembaga pemerhati perempuan dan anak. Dalam proses tersebut, terungkap pula bahwa Agus tidak bertindak sendiri. Gusti Ayu Aripatmi, ibu kandung Agus, diduga merayu korban dengan berbagai cara manipulatif.
Menurut kuasa hukum korban, Andre Saputra, Agus menggunakan tipu muslihat dengan menghubungi ibu korban melalui telepon untuk memperkuat keyakinannya.
Bahkan salah satu korban dijanjikan emas 1 kilogram jika memenuhi permintaan Agus. Bukannya mencegah, ibunda Agus justru meneguhkan janji tersebut.
“Ada korban yang diiming-imingi 1 kg emas. Untuk meyakinkan korban, pelaku meminta korban menelpon ibunya. Namun keterlibatan ibu tersebut masih perlu didalami, kata Andre.
Aynuddin, kuasa hukum Agus, membantah tudingan pemerkosaan dan menyebut hubungan tersebut bersifat suka sama suka.
“Memang benar ada kontak fisik, tapi itu atas dasar suka sama suka. Tidak ada paksaan, keterangan Agus kami bersama dia di BAP, kata Ainuddin, dilansir tvOne.
Ia juga menambahkan, salah satu korban tampak menikmati adegan tersebut. Korban malah menanyakan di mana tempatnya, lalu Agus menunjukkan lokasi rumahnya, tambahnya.
Namun pernyataan tersebut bertolak belakang dengan pernyataan korban yang ditekan dan dimanipulasi oleh Agus dan ibunya. Saat ini, penyelidikan atas kasus tersebut masih terus dilakukan untuk mengungkap keabsahan berbagai teori yang dikembangkan.