TANGERANG – Penyakit jantung merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling mengancam jiwa di dunia. Di antara berbagai penyakit jantung, gagal jantung merupakan salah satu penyakit jantung yang memerlukan penanganan serius. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti pola hidup yang tidak sehat, adanya penyakit lain, atau riwayat keluarga. Gejala mual bisa ringan hingga parah dan bisa berdampak signifikan pada kehidupan seseorang.
Terkait hal tersebut, DR. Dr. Antonia Anna Lukito Sp.JP(K), FIHA, FAPSIC, FAsCC, FSCAI dan dr. Leonardo Easter Suciadi, Sp.JP, FIHA, FAPSC, FESC, FHFA akan memberikan penjelasan menarik seputar gagal jantung dan salah satu teknik terbarunya yaitu LVAD (Left Ventricular Assist Device). Pengertian dan Penyebab Gagal Jantung
Dr. Dr. Antonia Anna Lukito Sp.JP(K), FIHA, FAPSIC, FAsCC, FSCAI, Dokter Spesialis Jantung RS Siloam Lippo Village Tangerang, dan Kepala Pusat Jantung Siloam serta Koordinator ICCU (Cardiac Intensive Care Unit) RS Lippo Village Tangerang. Ia mengatakan gagal jantung adalah kondisi yang sangat serius dan mengancam jiwa. Kondisi ini ditandai dengan ketidakmampuan jantung memompa darah secara efisien ke seluruh tubuh, sehingga mengakibatkan kegagalan pasokan darah, nutrisi, dan oksigen ke berbagai organ tubuh. Kondisi ini dapat berhubungan dengan kelainan pada otot jantung berupa otot lemah atau kaku atau kelebihan berat jantung.
Gagal jantung dapat disebabkan oleh berbagai jenis penyakit jantung, dengan penyakit jantung koroner (PJK) dan tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol menjadi dua penyebab paling umum. Selain itu, berbagai penyebabnya antara lain penyakit katup jantung, kelainan jantung yang tidak terkoreksi, masalah otot jantung tertentu (kardiomiopati), penyakit metabolik (diabetes, masalah hormon tiroid, obesitas, anemia, penyakit genetik), penyakit ginjal kronis, dan paru-paru kronis. penyakit, gangguan metabolisme, penyakit autoimun, infeksi atau peradangan jantung (miokarditis), efek toksik obat (biasanya setelah kemoterapi atau radioterapi kanker) dan masalah otot jantung saat hamil,” ujarnya. .Anthony.Gejala gagal jantung dan perlunya diagnosis
Gejala gagal jantung antara lain sesak napas yang semakin lama semakin parah, terutama setiap kali terjadi atau ketika orang tersebut tidak bisa lagi berbaring telentang karena merasakan sesak di dada. Dr. Antonia, keluhan ini terkadang tidak terlalu terlihat pada gagal jantung stadium awal atau pada pasien lanjut usia yang kinerjanya tidak baik, sehingga skrining sering dianjurkan pada pasien berisiko tinggi.
Lebih dari itu Dr. Antonia menjelaskan pentingnya pemeriksaan mandiri secara berkala sebagai langkah pencegahan gagal jantung. Misalnya, seseorang dengan tekanan darah tinggi mungkin didiagnosis menderita penyakit jantung. Namun, seringkali masyarakat menganggap dirinya tidak perlu dites secara rutin.
Jika seseorang ingin diperiksa kondisi tubuhnya, apalagi jika memiliki ciri-ciri yang mengarah pada penyakit jantung, ia bisa datang dan mengunjungi rumah sakit. “Dengan kerja sama dan dukungan tim multidisiplin profesional medis seperti psikiatri, nutrisi, kedokteran, kedokteran, rehabilitasi, ahli jantung, ahli jantung anak (untuk penyakit anak), pasien akan diawasi secara ketat dan mendapat perawatan terbaik. pasien), ahli bedah yang baik, dan yang tidak begitu penting adalah memberikan pendidikan yang baik dan dukungan yang tepat kepada pasien tersebut,” kata Dr. Antonius.
Diagnosis dan Pengobatan Gagal Jantung Bila pasien mengalami gagal jantung, pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa: Pemeriksaan fisik untuk mengetahui keluhan dan gejala umum. Tes elektrokardiogram (EKG) untuk dugaan gagal jantung dan kecacatan. Pemeriksaan irama jantung dan fungsi jantung. Fungsi jantung • Laboratorium darah untuk menunjang diagnosa (NTProbnp) dan memeriksa berbagai penyakit yang berhubungan (misalnya diabetes, anemia, fungsi tiroid, kadar zat besi, dll) Pemeriksaan laboratorium darah untuk memastikan diagnosis dan menentukan penyebab pasti gagal jantung. Berupa MRI/pencitraan nuklir/CT scan jantung.
Sementara itu, pengobatan penyakit jantung biasanya meliputi: • Perubahan gaya hidup, seperti pola makan rendah garam dan mengurangi asupan air dari minuman dan makanan, upaya menurunkan berat badan, memperbanyak olahraga dan aktivitas fisik • Perawatan diri: mengidentifikasi penyebab dan pengobatan. Alasannya. Misalnya, jika ada penyakit jantung yang parah, dilakukan intervensi intensif atau bahkan operasi bypass. • Jika gagal jantung sudah lanjut memerlukan prosedur khusus, misalnya implantasi alat pacu jantung untuk sinkronisasi otot jantung (CRT), kompresi katup mitral yang bocor dengan kateterisasi jantung (klip katup mitral), pemasangan alat pacu jantung buatan, alat pompa jantung (LVAD). Leonardo Easter Suciadi, Sp.JP, FIHA, FAPSC, FESC, FHFA, Dokter Spesialis Jantung dan Subspesialisasi Jantung Lanjut RS Siloam Kebon Jeruk – Sumber: Siloam Hospital Group Indonesia memiliki angka kematian akibat gagal jantung yang tinggi
Dr. Leonardo Easter Suciadi, Sp.JP, FIHA, FAPSC, FESC, FHFA, dokter spesialis jantung subspesialis dan ahli jantung tingkat lanjut, serta Koordinator Pusat Donor Jantung RS Siloam Kebon Jeruk yang dikenal sebagai dan dr. Paskah memberikan informasi umum tentang kondisi pasien penyakit jantung.
Menurutnya, rata-rata usia penderita jantung di Indonesia berada pada awal 60an. “Menurut jurnal kesehatan, Indonesia memiliki angka kematian tertinggi di kawasan Asia Pasifik. “Dalam 1 tahun tercatat 35 persen, dibandingkan negara maju di Asia (seperti Jepang dan Korea) yang angka kematian pasien jantungnya 15 persen,” kata dr. Paskah
Selain itu, ia mencatat angka kematian pasien penyakit jantung selama dirawat di RS sebesar 4-6 persen, dan RSUD Siloam Lippo di Tangerang dan Kebon Granuk hanya 2 persen. Hal ini berkat kerja sama yang baik dari RS Siloam dan didukung oleh LVAD (Left Ventricular Assist Device) yang terlibat dalam pemantauan pasien penyakit jantung di rumah sakit.
Gagal jantung kongestif merupakan kondisi serius yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Namun kemajuan teknologi medis telah memunculkan solusi pengobatan gagal jantung stadium lanjut, yaitu LVAD atau Left Ventricular Assist Device.
LVAD adalah perangkat mekanis yang dirancang untuk membantu memompa darah ke jantung ketika jantung gagal atau ketika fungsi pemompaan jantung berkurang sampai batas tertentu. Prosedur LVAD melibatkan memasukkan pompa dari luar tubuh pasien ke dalam dada, yang terhubung ke jantung dan pembuluh darah utama. Pompa LVAD ini berfungsi mengeluarkan darah dari sisi kiri jantung dan memompanya ke pembuluh darah vena dimana jantung benar-benar membutuhkannya.
LVAD dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien dengan mengurangi gejala gagal jantung lanjut, seperti sesak napas dan kelelahan kronis. Selain itu, pasien LVAD dapat menjalani gaya hidup aktif dan berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari.
Untuk beberapa pasien gagal jantung stadium lanjut dengan gejala seperti sesak napas, kelelahan kronis, dan gagal jantung parah, LVAD mungkin merupakan solusi yang patut dipertimbangkan. Namun, tidak semua pasien memenuhi syarat untuk menerima LVAD. Ada pasien yang ideal untuk menjadi pasien LVAD karena pasien yang membutuhkan Komponen LVAD dan Waktu Kelangsungan Hidup Setelah Implantasi LVAD memerlukan perawatan dan perhatian sehari-hari.
Dr. Setelah LVAD Paskah dipasang, perawatan pasca operasi pasien memerlukan waktu minimal 3 minggu untuk pemulihan. Pasalnya, pasien harus beradaptasi dengan alat bantu yang ditanamkan, mendapat pengobatan selama masa pemulihan, dan dibantu dalam aktivitas sehari-hari pasca implantasi LVAD.
Lebih dari itu Dr. Pascha menguraikan komponen-komponen LVAD yang secara umum terbagi menjadi 3 (tiga) komponen: • Komponen pertama yaitu alat pemompa yang ditanamkan pada jantung • Komponen kedua yaitu alat pemantau dan penunjang (baterai). pasien memakai LVAD • Bagian ketiga, kabel yang menghubungkan alat di dalam tubuh dan di luar tubuh, biasanya diletakkan di perut.
“Pada saat pasien dipasang LVAD, penting juga untuk diperhatikan bahwa pasien harus menjaga kebersihan tubuhnya untuk mengurangi terjadinya infeksi. Terkait hal ini, Rumah Sakit Siloam Lippo Village di Tangerang dan Kebon Jeruk memiliki pelayanan terbaik. mengajar pasien,” kata dr Paseka.
Penting juga untuk menjalani hidup sehat dan mewaspadai faktor risiko apa pun yang Anda miliki. Deteksi dini melalui skrining atau pemeriksaan kesehatan sangat dianjurkan, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi berisiko seperti penyakit jantung, diabetes, perokok, dan berusia di atas 65 tahun, sebelum gejala muncul.
Siloam Hospital Group juga mengembangkan layanan Klinik Gagal Jantung yang salah satunya dapat dilakukan secara berkala oleh tim di klinik rawat jalan atau melalui telemonitoring untuk mencapai pengobatan yang akurat dan komprehensif. Selain itu, Siloam Hospitals Group juga mampu melakukan berbagai intervensi lanjutan di bidang gagal jantung stadium lanjut, seperti pemasangan pompa jantung buatan (Left Ventricular Assist Device atau LVAD). mereka yang mengalami gagal jantung kongestif. Hingga saat ini, Rumah Sakit Siloam merupakan satu-satunya rumah sakit di Indonesia yang memiliki tim yang berdedikasi untuk melakukan prosedur LVAD.