Jakarta, Titik Kumpul – Ia hidup berkilo-kilometer jauhnya di laut dalam, hampir membeku dalam kegelapan abadi, dilengkapi dengan banyak anggota tubuh untuk menangkap mangsa.
Ahli biologi laut dalam menemukan hewan baru ini sekitar 26.000 kaki (7.902 meter) di bawah air di “zona adal” lautan, yang diambil dari nama dewa dunia bawah Yunani, Hades.
Para peneliti menurunkan perangkap berumpan ke dalam Palung Atacama di lepas pantai Chili dan menemukan empat individu dari spesies yang sekarang dikenal sebagai Dulcibella camanchaca.
“Dulcibella camanchaca adalah predator yang berenang cepat yang kami sebut sebagai ‘predator hantu’ dari bahasa masyarakat wilayah Andean yang berarti laut dalam dan gelap yang menjadi mangsanya,” kata Johanna Weston, ahli ekologi hadal di Woods Hole Oseanografi. Institusi, seperti dikutip situs Mashable.
Di Hadal, bagian terdalam lautan, banyak makhluk hidup bergantung pada makanan yang tenggelam di perairan yang lebih produktif di atasnya.
Namun, Dulcibella camanchaca bukanlah pemulung. Krustasea sepanjang 4 sentimeter (arthropoda bercangkang keras seperti kepiting) ini menangkap krustasea hadal yang lebih kecil.
“Penemuan ini menyoroti pentingnya melanjutkan eksplorasi laut dalam, khususnya di pesisir Chile,” kata Carolina González, peneliti di Instituto Milenio de Oceanografiía yang menganalisis DNA spesies tersebut. “Penemuan lebih lanjut diharapkan terjadi saat kita mempelajari Makam Atacama.”
Penelitian ini dipublikasikan di Journal of Science Systematics and Biodiversity. Memang benar, di lautan yang lebih dalam, predator hantu ini dapat berkembang biak, seperti ikan keong yang terlihat di kedalaman 27.349 kaki (8.336 meter), ikan terdalam yang pernah diamati.
“Mereka adalah ikan lunak seperti agar-agar yang makan dengan lahap saat melihat mangsa yang mudah rusak, seperti krustasea,” jelas Carolina. Organisasi penelitian kelautan kini dengan cermat mendokumentasikan dan memetakan kedalaman laut.
Para ilmuwan ingin menjelaskan, secara harfiah dan kiasan, tentang apa yang ada di bawah sana. Implikasi dari pengetahuan ini tidak dapat dihitung, terutama ketika para pencari mineral laut dalam bersiap untuk mengoperasikan peralatan industri seperti tangki di bagian dasar laut.
Ekspedisi penelitian telah menemukan, misalnya, bahwa kehidupan laut mempunyai potensi besar untuk menghasilkan obat-obatan baru.
“Pencarian sistematis untuk obat-obatan baru telah menunjukkan bahwa invertebrata laut menghasilkan lebih banyak antibiotik, zat antikanker, dan anti-inflamasi dibandingkan kelompok organisme darat lainnya,” jelas Johanna.