Ada Wacana Larangan Study Tour, Ini Tanggapan PO Bus Pariwisata

Jakarta – Saat ini, kebijakan pelarangan studi banding yang dilakukan banyak pemerintah daerah masih menjadi persoalan baik dan buruk. Larangan itu diberlakukan karena bus pariwisata banyak menyebabkan kecelakaan.

Seperti yang terjadi baru-baru ini, terjadi kecelakaan yang menewaskan 12 orang rombongan SMK Lingga Kenjana Depok di Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Diskusi mengenai pelarangan kunjungan lapangan tentu menjadi peluang bagi operator bus.

Gilang Widya Praman pemilik PO Bus Trans Juragan 99 menanggapi perdebatan larangan tersebut. Ia mengatakan, perlu diperhatikan kesesuaian kendaraan, fasilitas, dan sumber daya manusia (SDM) selama perjalanan.

Dalam keterangan resmi di Jakarta, Gilang mengatakan kepada VIVA Otomotif, “Dari sisi PO, harus ada dorongan untuk memperbaiki diri, meningkatkan performa dan servis mobil.”

Menurut dia, terminal bus wisata harus mematuhi aturan uji KIR yang sebaiknya dilakukan pada kendaraan niaga setiap enam bulan sekali.

“Hal ini sangat penting karena pada saat uji KIR dilakukan pengecekan berbagai komponen seperti rem, bagian bawah bodi mobil, emisi, kelistrikan, dan pemeriksaan fisik kendaraan,” ujarnya.

Gilang mengatakan perdebatan larangan wisata edukasi menyebabkan banyak pelanggan yang membatalkan rencana perjalanannya.

“(Pembatalan rencana perjalanan) adalah keadaan yang lumrah dan lumrah. Itu pasti di luar kendali kami, kami tangani dengan netral dan sopan,” kata Gilang.

Pada kesempatan terpisah, Anthony Stephen Hambali, pemilik PO Sumber Alam, juga menanggapi perdebatan larangan pariwisata yang dilakukan pemerintah daerah.

Ia mengatakan ucapan tersebut terlalu kasar dan tidak beralasan.

“Menurut kami, pembahasan larangan wisata edukasi itu berlebihan dan tidak berdasarkan alasan, faktanya dilarang mengendarai sepeda motor kemanapun jika terjadi kecelakaan lalu lintas dengan sepeda motor? Benarkah?” Dia menghubungi VIVA Otomotif katanya sambil berhenti.

Pak Anthony juga mengatakan, sejauh ini perdebatan mengenai larangan study tour tidak berdampak pada busnya.

“Bus wisata kami tidak terdampak. Kami melakukan perawatan berkala terhadap kapal kami, sehingga aman,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *