Titik Kumpul Parents – Adipati Dulkan dan istrinya Kanti Thatcherel punya cara masing-masing dalam mengasuh anaknya, termasuk memikirkan kebutuhan pendidikannya. Pasangan yang menikah pada Desember 2020 ini sudah memikirkan rencana pendidikan anak-anaknya setelah mereka dewasa.
Pendidikan merupakan hal terpenting yang diberikan kepada anak sejak kecil. Oleh karena itu banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya agar dapat menimba ilmu dari mata pelajaran sekolah. Scroll untuk mengetahui cerita lengkapnya, yuk!
Adipati dan Kanti berbeda pendapat, yaitu mereka tidak suka menyekolahkan anaknya.
“Kami berpikir untuk tidak menyekolahkan anak kami,” kata Aditya Dulkin dalam video Instagram @rumpi_gosip pada Senin, 29 April.
Dari pernikahan tersebut, Aditya Dulcan dan Kanti Thatcherel dikaruniai satu orang anak. Keduanya mulai berdiskusi bagaimana memberikan anak-anak mereka pendidikan yang lebih baik di masa depan.
Menurut Adipati Dulkan dan istrinya, mereka tidak mengharuskan anaknya bersekolah di sekolah negeri atau swasta, namun mereka memberikan bimbingan belajar untuk meningkatkan kemampuan alami anaknya. Selebihnya soal ilmu, Aditya Dulkan dan istrinya menyekolahkan anaknya home atau home schooling.
“Kami akan fokus pada apa yang dilakukan anak-anak kami, apa yang mereka inginkan, di mana mereka merasa nyaman,” jelasnya.
“Untuk dasar-dasar homeschooling, tujuannya adalah apa yang diinginkannya. Boleh saja diubah, tapi itu akan terus kami berikan,” imbuhnya.
Aditya Dulkin kemudian berencana memberikan kebebasan kepada sang anak untuk memilih bidang yang ia minati. Menurut Adipati Dulkin, seorang anak harus mencoba banyak hal untuk mengetahui bahwa dirinya benar-benar memiliki keterampilan tersebut.
“Ajarannya terserah kamu apa, tapi biarlah dia punya tujuan. Harusnya dia berusaha semuanya karena berubah nggak apa-apa, oke,” kata Aditya Dolkin.
Banyak netizen yang jelas-jelas setuju dengan pendapat sang aktor. Mengingat pendidikan di rumah kini tak kalah dengan pendidikan di sekolah, maka warganet pun berharap bisa melakukan hal yang sama kepada anak-anaknya.
“Menurut saya, ini adalah seseorang yang meragukan keamanan lingkungan sekolah bagi tumbuh kembang anaknya.”
“Aku setuju dengan idenya untuk mendidik anak-anakku, jika sebulan aku dapat Rp 50 juta, aku akan mendidik mereka di rumah,” sahut yang lain.
“Saya setuju dengan dunia pendidikan, karena kurikulum kita masih stagnan. Dan banyak orang yang tidak memanfaatkan ilmunya, dan kalau mereka benar-benar memanfaatkan ilmunya dan pintar, maka di Indonesia tidak ada apa-apanya. Tidak ada tempat. Orang Indonesia yang pintar itu lebih diterima di luar negeri,” kata Bill.