Adopsi Kendaraan Listrik di Indonesia Terhambat Baterai dan Infrastruktur

Jakarta, 6 Juni 2024 – Indonesia, dengan jumlah penduduk yang besar dan kebutuhan transportasi yang tinggi, telah menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam adopsi kendaraan listrik (EV) dalam beberapa tahun terakhir.

Ada banyak faktor yang berkontribusi terhadap hal ini, seperti meningkatnya kelestarian lingkungan, kebijakan yang didukung pemerintah, dan semakin banyaknya pilihan kendaraan listrik di pasar.

“Pasar kendaraan listrik di Indonesia berkembang pesat, namun masih banyak kendala yang harus diatasi agar kendaraan listrik dapat menjadi moda transportasi yang luas bagi masyarakat Indonesia,” kata Presiden dan Co-Founder Populix, Timothy Astandu dari VIVA. Mobil di Jakarta.

Salah satu kendala utamanya adalah kekhawatiran konsumen terhadap baterai EV. Survei Populix menemukan bahwa 65 persen responden mengkhawatirkan masa pakai baterai kendaraan listrik saat mengemudi, dan 61 persen menganggap jarak tempuh kendaraan listrik masih rendah.

“Kekhawatiran ini dapat dimaklumi, karena infrastruktur pengisian kendaraan listrik di Indonesia masih lemah. Hanya 15% responden yang mengaku sering menggunakan SPKLU, dan 42% berpendapat lokasi SPKLU sedikit dan jarang,” ujarnya.

Masalah lain yang dihadapi pengguna mobil listrik adalah sedikitnya perusahaan yang mampu memperbaikinya. Survei Populix menemukan bahwa 49 persen responden khawatir tidak dapat menemukan bengkel yang dapat memperbaiki kendaraan listrik mereka jika rusak.

“Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kendaraan listrik, termasuk perawatan dan perbaikan kendaraan listrik. Selain itu, perlu juga menambah jumlah perusahaan yang dapat mengelola pemeliharaan kendaraan listrik,” ujarnya.

Meski menghadapi banyak kendala, prospek adopsi kendaraan listrik di Indonesia masih cerah. Survei Populix menemukan bahwa 89 persen responden mencari informasi tentang kendaraan listrik melalui media sosial dan saluran online, dan 80 persen mencari informasi melalui sumber daya BTL.

“Melalui kerja sama antara regulator, produsen kendaraan listrik, dan pemangku kepentingan lainnya, kami yakin hambatan yang ada saat ini dapat dihilangkan, dan kendaraan listrik dapat menjadi pilihan tempat tinggal permanen yang ramah lingkungan bagi masyarakat Indonesia,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *