JAKARTA – Agung Karmalogy sudah tidak asing lagi bagi pengguna media sosial TikTok. Content kreator yang satu ini sukses mencuri perhatian publik dengan kisah-kisahnya seputar kehidupan para ibu.
Tak hanya itu, untuk menunjang karakternya dalam cerita, Agung Karmalogy juga sangat lekat dengan alat-alat seperti bebek karet dan handuk yang digunakan di kepala. Mengapa dia memilih menggunakan bebek karet dan handuk?
Agung Karmalogi mengatakan, bebek yang dibawanya di atas kepala dalam banyak isinya adalah harta pertamanya.
“Dan saat itu TikTok pertama kali merilis afiliasi paket kuning bagian beta. Content kreator yang dihubungi TikTok saat itu seperti toko afiliasi. Saya dapat mainan bebek,” kata An Agung saat ditemui awak media di kawasan Jakarta Pusat. , Selasa 21 Mei 2024.
Agung pun mengaku bingung menggunakan bebek karet untuk berkomentar. Ia pun mempunyai kewajiban untuk bekerja sama membuat 10 buah konten dengan bebek karet. Alhasil, ia memilih memasangkan bebek di kepalanya sebagai aksesoris seperti ikat kepala.
“Awalnya kami bingung (projek apa yang ingin kami lakukan). Kalau kami ingin berenang dengan bebek, badan kami tidak akan terlalu indah kan? Akhirnya kami memuat di atas kepala kami, dan saat itu kami bekerja sama. pada 10 Sepertinya setelah 10 cerita, pengguna internet akan tahu ada bebek di kepalanya, “katanya.
Karena itu, ia mampu membuat acara yang cocok untuk ditonton anak-anak.
“Selain itu, aku baik pada anak-anak. Aku suka anak-anak, jadi aku harus tahu apa yang aku katakan karena anak kecil bisa melihatnya. Jadi aku senang dan baik pada anak-anak,” ujarnya.
Sebaliknya ia terikat dengan selendang yang dikenakannya di kepala, yaitu seperti selendang. Agung menegaskan, penggunaan handuk ini untuk mempertegas maksud isinya. Cerita-cerita tersebut adalah parodi tentang perempuan, bukan perempuan.
“Saya ingin ingatkan kepada penonton bahwa yang saya buat sering kali kartun tentang ibu-ibu, parodi tentang perempuan. Harus dibedakan antara feminis dan perempuan, jadi saya tidak mau memakai jilbab. pada hal yang paling penting, kamu tahu.” “Dia punya kepala yang besar,” katanya.
Dia menambahkan: “Untuk setiap hari (konten) saya ingin menggunakan handuk, mengapa? Karena handuk itu untuk perempuan dan laki-laki. Handuk kepala untuk perempuan, untuk bekerja dengan handuk, perempuan dapat memiliki laki-laki. Itu parodi, bukan lihat, itu bukan perempuan,” lanjutnya.
Di sisi lain, ia juga mengaku bertanggung jawab atas semua proyek yang dikerjakannya. Agung mengatakan, konten yang dibuatnya harus sesuai dengan norma sosial.
“Saya harus memikirkan apa yang saya bicarakan dari segi sosial, agama, nilai-nilai sosial. Itu sebabnya saya memutuskan untuk menggunakan handuk. Seiring waktu saya mengembangkan karakter dan handuk yang berbeda dan sekarang saya sudah pulang, saya sudah mengisi a keranjang dengan warna berbeda dan “Menampilkan karakter berbeda dalam ceritaku, ada Mamah Mayang, Mama Safira dan ibu-ibu lainnya,” ujarnya.