Jakarta – Jenis bus di Indonesia semakin beragam seiring berjalannya waktu. Dulunya ada bus biasa, namun sekarang sudah ada bus tingkat atau bus tingkat.
Model bus ini sering digunakan oleh Perusahaan Otobus (PO) sebagai armada bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).
Namun baru-baru ini terjadi kecelakaan yang melibatkan bus tingkat. Tak sedikit yang mengatakan bahwa dimensi yang lebih besar dibandingkan bus biasa menjadi penyebab terjadinya kecelakaan pada kendaraan tersebut.
Namun Lang Widya Praba Wasista selaku konsultan bus dan gerbong di Laksana membantahnya. Ia mengatakan, kecelakaan bus bisa terjadi bukan karena tinggi kendaraannya, melainkan karena dimensi sasis dan bodi bus yang tidak sesuai.
Yang bertingkat tidak, karena tingginya diatur pemerintah, ada aturannya, katanya kepada Titik Kumpul Otomotif, Selasa, 14 Mei 2024.
Lang mengatakan, jenis bus yang sering mengalami kecelakaan adalah bus Super High Decker (SHD). Namun hal ini tentunya didukung oleh banyak faktor lainnya.
Mungkin yang dimaksud adalah bus SHD (Super High Decker) yang kaca depannya bertumpuk hingga ketinggian 3,9 meter. Jika dimensi bodi tidak sesuai dengan sasis, bisa saja terjadi kecelakaan, kata Justru.
Lang pun mencontohkan kecelakaan yang terjadi baru-baru ini, tragedi bus yang ditumpangi sekelompok siswa SMK Lingga Kencana Depok di Ciatera, Subang, Jawa Barat.
“Nah, misalnya yang terjadi di Subang kemarin. Itu bus SHD. .
“Keledai itu kecil, tapi disuruh membawa muatannya seperti baju kuda. Ya jelas tidak pantas kan? Itu bus yang kecelakaan di Subang, busnya sudah tua, sasisnya tahun 2006 dan bodinya, bukan bodi untuk sasisnya,” tambah Lang.
Sementara itu, tim Litbang Laksan Kusririn mengatakan, bus Double Decker biasanya memiliki sasis khusus.
“Untuk sasis yang digunakan pada blok bertingkat tentunya kami menggunakan sasis dengan kategori sasis Tioe tronton 6×2 seperti Mercedesbenz 2542 atau Scania K 410. Sasis tipe VOLVO B 11 R ini banyak digunakan pada bus PO dengan Bus Double Decker,” jelas Kusririn saat dihubungi Titik Kumpul Otomotif.