Ahli Ungkap 7 Tanda Sekarat hingga Sebabkan Kematian, Apa Saja?

VIVA Lifestyle – Ibarat kelahiran, kematian adalah sebuah proses. Mereka yang meninggal dikatakan mengalami sejumlah perubahan signifikan.

Hal ini terlihat dari perubahan tubuh pasien, baik pada wajah, mata, hingga ucapannya yang terkadang dianggap aneh oleh keluarga. Lanjutkan menelusuri artikel lengkap di bawah ini.

Namun sebagaimana kita ketahui bersama, Tuhanlah yang menentukan nasib hidup dan mati seseorang. Hanya Tuhan yang tahu berapa lama ‘kontrak manusia berakhir di bumi’.

Namun baru-baru ini, James Hallenbeck, spesialis perawatan paliatif di Universitas Stanford, berpendapat dalam buku Paliative Care Perspectives bahwa orang yang sekarat cenderung kehilangan kepekaan terhadap inderanya.

Terus? Ulasan ini dari Metro.

Kelaparan dan kehausan

Hallenbeck mengatakan, kebanyakan orang yang meninggal lebih dulu mengalami penurunan nafsu makan dan rasa haus.

Proses ini terjadi karena tubuh yang mati tidak memerlukan vitamin dan nutrisi yang sama dengan tubuh yang sehat. Tubuh juga tidak memerlukan makanan dan minuman sebagai energi karena sudah sekarat.

Selain itu, sistem pencernaan juga lebih sulit memproses makanan dan minuman yang dikonsumsi.

Berbicara dengan keras

Ketika fungsi tubuh mulai berhenti bekerja, bicara seseorang menjadi lambat dan aktivitas percakapan menjadi sulit. Menarik diri dari komunikasi seringkali menjadi tanda bahwa seseorang ingin “melepaskan” orang-orang di sekitarnya.

Akhirnya, mereka juga cenderung kehilangan kemampuan berbicara karena mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk tidur atau tidak sadarkan diri.

Pernafasan tepi seseorang juga menjadi tidak teratur, termasuk berubah dari dangkal ke dangkal dan cepat ke lambat, yang berarti ucapan juga menjadi sulit.

Penglihatan

Ketika penglihatan seseorang mulai kabur, ia hanya dapat melihat apa yang dekat. Para pengamat mungkin juga memperhatikan bahwa pasien yang sekarat mungkin sering menutup atau setengah membuka mata mereka karena penurunan tonus otot.

Karena apa yang dialami orang yang meninggal, seringkali sulit untuk mengamati dengan baik apa yang terjadi dan terkadang mereka berhalusinasi.

Misalnya, mereka mungkin melihat hewan peliharaan atau orang yang sudah meninggal sebelum mereka.

Penglihatan mereka mungkin juga menjadi kabur hingga mereka jatuh ke dalam kondisi sadar. Dari segi penampilan, mata juga bisa terlihat cerah.

Jenis

Mereka masih bisa merasakan sentuhan dan mendengar orang yang mereka cintai. Namun ketika sudah berada pada fase atau tahapan kehidupan terakhir, pasien yang sekarat sulit merasakan sentuhan orang-orang di sekitarnya. Namun kabar baiknya adalah orang tersebut mungkin tidak merasakan sakit apa pun saat ini.

Mendengarkan

Pendengaran merupakan indera terakhir yang “berhenti bekerja” ketika pasien meninggal. Ketika mencapai akhir hayatnya, pasien sudah tidak mampu lagi bereaksi atau merasakan lingkungan luarnya.

Pada titik ini, otak memproses informasi sensorik secara berbeda dari sebelumnya. Sebaliknya, menurut laporan ilmiah pada Juni 2020, terbukti bahwa indera pendengaran merupakan indera terakhir yang bekerja sebelum kematian.

Dalam laporan ilmiah yang menggunakan indeks EEG, ahli saraf di University of British Columbia mengukur aktivitas listrik di otak pasien yang dirawat di rumah sakit karena tidak sadarkan diri dan tidak responsif.

Pada saat yang sama, para peneliti mengukur hal serupa pada peserta muda yang sehat untuk perbandingan.

Studi tersebut menunjukkan bahwa otak yang mati memberikan respons serupa terhadap kontrol yang sehat, menunjukkan bahwa bahkan dalam keadaan tidak sadar yang mendekati kematian, pendengaran masih dapat berfungsi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *