Ai Nurhidayat Dirikan Sekolah Multikultural di Pangandaran, Siswanya Berasal dari Seluruh Indonesia

Pangandaran – Ai Nurhidayatat adalah pemuda asal Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Selepas kuliah di Universitas Paramadina Jakarta, ia memilih kembali ke kampung halamannya di Pangandan dan mendirikan sekolah vokasi.

Hal ini dilatarbelakangi oleh kondisi masyarakat Pangandaran yang masih etnosentris atau minim pengetahuan terhadap budaya asing. Ia juga sering melihat orang-orang yang sering menghina mereka karena perbedaan mereka.

Akhirnya, seorang pria bernama Kang Ai mendirikan SMK Bakti Karya. Sekolah ini didirikan pada tahun 2011 sebagai sarana pergerakan masyarakat untuk menghargai keberagaman karena Indonesia memiliki banyak suku dan budaya.

Program pendidikan yang ditawarkan Gairmscoil Bakti Karya gratis alias gratis selama 3 tahun karena didukung oleh masyarakat setempat. Menariknya, siswa sekolah ini berasal dari berbagai suku dan agama di seluruh Indonesia.

Awalnya masyarakat sekitar SMK Bakti Karya tidak setuju dengan kehadiran siswa dari luar daerah. Selain itu, banyak siswa yang berbeda agama. Namun, inilah cara Kang Ai membuat penonton memahami perbedaannya.

Sejauh ini, kelas multikultural SMK Bakti Karya telah menerima 250 relawan dan saudara angkat. Sedangkan peminatan yang saat ini tersedia di lembaga pendidikan ini adalah multimedia, penyiaran, dan sinema.

Menariknya, sekolah ini juga memiliki jadwal kelas profesional untuk membuka jalan ilmu pengetahuan, perspektif pandangan dunia, dan referensi pekerjaan. Lalu ada juga program Splash the Peace, yaitu kegiatan sekolah multikultural untuk mengekspresikan perdamaian.

Sejauh ini, sekitar 80 siswa dari 18 provinsi di Indonesia telah terdaftar sebagai mahasiswa penerima beasiswa. Pada tahun 2019, program Kelas Multikultural memberikan penghargaan kepada 35 siswa dari 6 provinsi di tanah air.

Berkat ide uniknya untuk menciptakan peserta didik yang menghargai perbedaan, keberagaman dan menumbuhkan rasa toleransi, Ai Nurhidayat mendapatkan Penghargaan Astra Spirit Terpadu untuk (SATU) Indonesia tahun 2019 pada kategori pendidikan.

Ai Nurhidaat berharap program seperti ini dapat dilakukan tidak hanya di SMK Bakti Karya Paris saja, namun juga di sekolah-sekolah lainnya. Sebab, Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, sehingga harus memperkuat landasan rasa cinta tanah air.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *