Akhirnya Adik Valentino Rossi Dapat Poin di MotoGP Sejak Pakai Motor Honda

VIVA – Usai menjalani 9 putaran musim ini, Luca Marini, adik Valentino Rossi, akhirnya mencetak poin di Carreira de Reis. Nilai tersebut diraih saat balapan MotoGP Jerman kemarin.

Pebalap Repsol Honda itu berhasil finis di urutan ke-15 pada balapan Sachsenring pada 7 Juli 2024. Itu merupakan performa terbaik Luca Marini musim ini meski hanya berhasil meraih satu poin.

Tapi setidaknya dia memecahkan telurnya dan bukan sebagai pembalap touring karena dia selalu berada di belakang selama 8 putaran terakhir, bahkan lebih buruk dari Nakagami dan Johan Zarco dari tim satelit Honda.

Kondisi tersebut rupanya berdampak pada mental Luca Marini. Meski Honda sudah menjadi tim idamannya sejak kecil, namun ketika bergabung pada musim ini, pabrikan asal Jepang itu seolah menghancurkan kariernya.

Dengan kondisi motornya saat ini, bisa dibayangkan betapa jagonya Marc Marquez di Repsol Honda, ia tetap bisa naik podium meski RC213V lebih lambat dari Ducati, Aprilia, atau KTM.

Alami kemerosotan kepiawaian adik sang Dokter setelah mengendarai sepeda motor Honda di balapan bergengsi tersebut. Performanya jauh lebih buruk dibandingkan saat masih mengendarai Ducati Desmosedici untuk VR46 Racing.

Di motor Honda, Luca Marini memasang atau menutup grup yang selalu berada di bawah, seperti penyapu belakang. Meski lamban, ia juga menabrakkan Honda RC213V.

Bahkan, saat berada di VR46 Racing, tim kakaknya, Marini jauh lebih kompetitif menggunakan Desmosedici GP22, dengan mencetak 72 poin di Seri 7 tahun lalu.

Namun saat bersama Honda musim ini, ia tidak mencetak satu poin pun, artinya nol besar, finis di urutan ke-23 klasemen. Itu fakta yang menyedihkan, jadi tidak heran dia mengalami gangguan mental

“Saat ini, saya cukup terkejut dengan pendekatan mental saya. Karena ini adalah situasi yang sangat sulit bagi saya,” ujarnya, dikutip Crash.net.

Meski begitu, motor Honda RC213V diklaim mendapat banyak ubahan untuk MotoGP 2024. Mulai dari mesin, teknologi, peningkatan aerodinamis, hingga bodywork, sasis, bagian bawah bodi mobil, dan lainnya.

Meski secara teori sudah berubah, namun kenyataannya sepeda motor pabrikan asal Jepang itu sangat lamban, apalagi dibandingkan pabrikan lain seperti Yamaha, Aprilia, KTM atau Ducati sebagai pemimpin klasemen.

Luca Marini bercerita, saat melihat tayangan ulang di TV yang menampilkan Dorna selaku penyelenggara Race of Kings, performanya tahun lalu sangat berbeda dengan motor Ducati.

“Jadi agak menyedihkan melihat klasifikasinya sekarang. Tapi saya tahu ini adalah proyek lain yang sangat saya yakini, dan saya yakin saya akan jauh lebih bahagia di masa depan dibandingkan sekarang,” ujarnya.

Berkat prestasinya di MotoGP Jerman, posisi Luca Marini tetap terbawah atau peringkat 23 klasemen, masih tertinggal dari Dani Pedrosa yang terdegradasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *