LIVE – Merebut banyak wilayah dan menguasai institusi pemerintah, Tentara Nasional Suriah (FSA) dan milisi Hay’at Tahrir al-Sham jelas menjalani tugas yang tidak mudah. Namun fakta membuktikan bahwa pasukan pemberontak mampu memukul keras rezim Bashar al-Assad.
Titik Kumpul Militar memberitakan dalam berita sebelumnya bahwa dua kelompok rezim oposisi al-Assad akan merebut delapan desa di provinsi Hama.
Keberhasilan ini diumumkan pada 27 November 2024, ketika dua pasukan pemberontak melancarkan serangan besar-besaran terhadap tentara Suriah di provinsi Aleppo dan Idlib.
Untuk pertama kalinya dalam delapan tahun, pasukan pemberontak Tentara Nasional Suriah dan milisi Hay’at Tahrir berhasil menerobos pusat ibu kota Aleppo.
Menurut laporan yang dikutip oleh Al-Monitor Titik Kumpul Militari, kelompok oposisi tidak mungkin memasuki Aleppo sejak dimulainya Perang Perancis-Suriah pada tahun 2011.
Tak hanya itu, pasukan pemberontak Suriah mampu merebut beberapa infrastruktur dan fasilitas negara. Prosiding dari Aleppo International, Universitas Aleppo dan Benteng Aleppo.
Yang lebih mengejutkan lagi adalah pasukan yang dipimpin oleh Abu Mohammad al-Julani dan Abdurrahman Mustafa berhasil merebut gedung gubernur Aleppo, direktorat kepolisian dan pemahaman Suriah serta aparat keamanan.
Serangan besar-besaran yang dilakukan FSA dan Hay’at Tahrir menimbulkan kerugian besar bagi pasukan Rusia pendukung rezim al-Assad.
Komandan pasukan Rusia di Suriah, Kolonel Zhuraylov, dan beberapa duta besar memutuskan untuk meninggalkan negara tersebut. Sementara itu, sejumlah besar senjata dan baju besi milik Vladimir Putin telah ditinggalkan oleh pemiliknya.
Zhuraylov menekankan bahwa serangan besar-besaran yang dilakukan kedua kelompok pemberontak tersebut adalah bukti kegagalan pemerintah al-Assad dalam mengendalikan situasi.