TOKYO, Titik Kumpul – Produsen mobil Jepang Nissan berada dalam krisis setelah mengumumkan PHK ribuan karyawannya dan memangkas produksi di jajaran produknya.
Diberitakan Titik Kumpul di Carscoops, Sabtu 7 Desember 2024, CEO Nissan Makoto Uchida juga mengurangi gajinya sebesar 50 persen.
Namun, dia bisa kehilangan segalanya jika tidak mengembalikan perusahaannya dari kebangkrutan.
Menurut orang dalam Nissan, merek tersebut dilaporkan memiliki umur sekitar 12 hingga 14 bulan.
Oleh karena itu, Nissan harus menekan biaya, mempertahankan angka produksi, dan terus mengembangkan produk yang menarik.
Uchida berada di bawah tekanan besar untuk membalikkan keadaan perusahaan dan mengakhiri nasibnya dalam beberapa bulan mendatang.
Belum jelas langkah apa yang akan diambil perusahaan untuk mengatasi kesulitan tersebut.
Nissan sedang mencari investasi besar baru dari hubungan ini. Salah satu kandidat potensial adalah Honda yang saat ini bermitra dengan Nissan.
Selain itu, Nissan juga melaporkan kehilangan peluang besar di pasar Amerika Utara karena tingginya permintaan terhadap model hybrid.
Sebaliknya, Nissan berfokus pada kendaraan listrik (EV) dan merupakan salah satu perusahaan terkemuka di segmen ini, menurut Leaf.
Kini, ketika mobil hybrid sedang terbang, Nissan berusaha mengejar ketertinggalannya.
Meskipun menawarkan Rogue Hybrid pada tahun 2017, model tersebut dihentikan pada tahun 2020 karena kurangnya peminat dan Nissan tidak pernah memperkenalkan penerusnya.
Penolakan lama Nissan terhadap kendaraan hibrida berasal dari keyakinan bulat bahwa masa depan adalah listrik dan tidak ada masalah lagi.
Namun pasar berkata sebaliknya. Harga kendaraan listrik yang tinggi dan kurangnya ancaman infrastruktur membuat kendaraan hybrid menjadi pilihan yang layak bagi banyak pembeli di AS, dan Nissan masih tertinggal.
“Ini jelas merupakan sebuah alasan, namun hingga tahun lalu kami tidak dapat memprediksi peningkatan pesat dalam permintaan kendaraan hibrida,” kata Uchida pada konferensi pers pada bulan November.
Nissan kini mempercepat perubahan strategisnya. Sistem hybrid e-Power, yang telah tersedia di Jepang sejak tahun 2016, akan diluncurkan di Amerika Serikat pada bulan Maret 2016.
Versi Plug-in Hybrid juga berkembang di pasar AS. Namun, Nissan baru-baru ini mengakui bahwa rencana ambisiusnya untuk memproduksi 30 model listrik baru pada tahun 2030 dapat mengalami penundaan karena prioritas penghematan biaya saat ini.