Titik Kumpul Techno – Kucing dikenal sebagai hewan peliharaan yang sering dijinakkan oleh manusia, dan perilaku ini memiliki sejarah panjang terkait dengan evolusinya.
Ribuan tahun yang lalu, kucing merupakan hewan soliter dengan kontak terbatas satu sama lain, terutama antara ibu dan anak
Namun, ketika mereka mulai hidup berdampingan dengan manusia sekitar 10.000 tahun yang lalu, gaya komunikasi mereka berubah secara signifikan.
Kucing tertarik pada manusia karena mereka melihat kita sebagai pengasuhnya, seperti induk kucing yang merawat anak kucingnya.
Dalam evolusi ini, vokalisasi mereka diadaptasi untuk menarik perhatian dan kasih sayang manusia
Tidak seperti anjing, manusia dibiakkan untuk sifat-sifat tertentu, kucing pada dasarnya dijinakkan
Kucing dapat bertoleransi dan berinteraksi dengan manusia, menciptakan populasi yang cocok untuk berteman dengan manusia
Buaya secara eksperimental dibiakkan di Uni Soviet (sekarang Rusia) pada tahun 1950-an agar menjadi ramah dan bersahabat dengan manusia, bahkan kucing pun menirukan vokalisasi atau suaranya.
Manusia sangat sensitif terhadap panggilan darurat karena bayi manusia sepenuhnya bergantung pada orang tuanya saat lahir Sensitivitas ini juga memengaruhi cara kita merespons vokalisasi kucing
Seperti dilansir Live Science, penelitian tahun 2009 oleh Karen McComb dan timnya menemukan bahwa kucing mengubah vokalisasinya untuk memanfaatkan kepekaan manusia terhadap suara kucing.
Dalam penelitian tersebut, partisipan mendengarkan dua jenis dengkuran kucing: yang pertama terdengar saat kucing meminta makanan dan yang lainnya tidak.
Akibatnya, pembersihan yang terkait dengan permintaan makanan dinilai lebih mendesak dan kurang menyenangkan
Analisis akustik mengungkapkan bahwa dompet permohonan ini memiliki komponen nada tinggi yang menyerupai tangisan. Teriakan tersembunyi ini membuat hampir mustahil bagi seorang pria untuk mengabaikannya
Saat kita berbicara dengan bayi, kita sering menggunakan “baby talk” dengan nada tinggi dan bahasa yang disederhanakan.
Cara berbicara seperti ini membantu melibatkan anak-anak dalam percakapan dan membantu mereka mengembangkan bahasanya
Kami juga menggunakan gaya komunikasi ini ketika berbicara dengan hewan peliharaan, yang dikenal sebagai pet-directed pidato.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kucing merespons bentuk komunikasi ini. Sebuah studi pada tahun 2022 yang dilakukan oleh Charlotte de Mouzon dan rekan-rekannya menemukan bahwa kucing dapat membedakan antara ucapan yang ditujukan kepada mereka dan ucapan yang ditujukan kepada manusia yang lebih tua, terutama jika ucapan tersebut berasal dari pemiliknya.
Seiring waktu, kucing telah berevolusi untuk menggunakan vokalisasi yang sesuai dengan kebiasaan makan kita Komunikasi dua arah ini menyoroti hubungan khusus yang kita kembangkan dengan kucing
Kucing mungkin telah beradaptasi untuk menerima perawatan dan perhatian manusia, dan banyak pemilik kucing tidak akan menerima cara lain.
Interaksi antara manusia dan kucing ini menunjukkan betapa istimewa dan uniknya hubungan kita dengan teman-teman tersebut