Alasan Meskipun Sudah Memaafkan Tapi Rasa Sakitnya Belum Hilang dalam 4 Perspektif

VIVA – Dalam hidup kita pasti merasa sakit hati karena kesalahan yang dilakukan orang lain terhadap kita. Beberapa dari mereka mungkin menyadari kesalahannya dan akhirnya meminta maaf. Namun, terkadang meski kita menerima permintaan maaf mereka, namun memaafkan tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Proses memaafkan melibatkan secara sadar melepaskan perasaan sakit hati dan menemukan cara untuk memulihkan hubungan. Proses penyembuhan dan membangun kembali kepercayaan ini bisa memakan waktu cukup lama dan introspeksi mendalam. Inilah alasan kenapa meski sudah memaafkan, rasa sakitnya masih belum hilang dari empat sudut pandang! 1. Perspektif spiritual

Dari sudut pandang spiritual, ketika kita memaafkan namun masih merasa sakit hati, itu karena pengampunan yang kita terima dianggap tidak sepenuh hati dan membutuhkan proses pembelajaran lain untuk memaafkan. Memaafkan dianggap bukan sekedar kata-kata, namun sebuah proses dalam hati yang melibatkan kesediaan untuk melepaskan amarah dan memulihkan kedamaian. Perspektif tentang terapi perilaku kognitif (CBT).

Berbeda dengan perspektif terapi perilaku kognitif (CBT), ketika kita sudah memaafkan tetapi rasa sakitnya tidak kunjung hilang, berarti kita perlu memahami proses berpikir dan perilaku kita yang masih menahan rasa sakit tersebut, seperti berpikir negatif, perasaan sedih atau sering. . dia ingat kejadian menyakitkan.

Dengan memahami proses ini, kita dapat mengubah pemikiran dan perilaku yang mendorong rasa sakit menjadi pikiran dan perilaku yang lebih seimbang dan positif sehingga rasa sakit tersebut perlahan hilang.3. Perspektif bawah sadar

Sedangkan dari alam bawah sadar, ketika kita memaafkan, sering kali kita berpikir bahwa rasa sakit dan sakit hati sudah hilang. Namun kenyataannya, luka bawah sadar yang belum sembuh tetap tidak berpengaruh.

Oleh karena itu, perspektif bawah sadar menyarankan kita untuk menyembuhkan terlebih dahulu luka bawah sadar sebelum memaafkan. Dengan cara ini kita bisa ikhlas memaafkan dan tidak ada kecenderungan untuk menyakiti. Perspektif teori keadaan ego

Perspektif teori ego-state merupakan sebuah konsep dalam psikologi yang menjelaskan bahwa setiap individu memiliki beberapa ego state yang membentuk kepribadian kita. Keadaan ego terdiri dari pola perilaku, pikiran, dan perasaan yang terorganisir dan saling berhubungan pada saat yang bersamaan. 

Dalam perspektif ini, rasa sakit muncul dari ego yang masih diganggu oleh pengalaman traumatis masa lalu seperti kekerasan atau penghinaan. Sekalipun Anda dimaafkan, rasa sakitnya tetap ada karena ego yang rusak belum terselesaikan sepenuhnya. Oleh karena itu, diperlukan terapi yang lebih mendalam untuk menyembuhkannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *