Titik Kumpul – Jika berbicara tentang rumah adat di Arab Saudi, salah satu ciri yang paling mencolok adalah tidak adanya genteng. Sebaliknya, rumah di negeri ini atapnya terbuat dari bahan lain, seperti tanah liat, jerami, atau beton.
Ada beberapa alasan historis dan praktis di balik keputusan ini, yang mencerminkan tantangan dan kebutuhan unik lingkungan gurun Arab Saudi. 1. Iklim gersang dan panas
Salah satu alasan utama mengapa rumah-rumah di Arab Saudi tidak menggunakan genteng adalah iklim yang panas dan kering di sebagian besar wilayah negara tersebut. Sirap tradisional yang biasa digunakan di iklim yang lebih dingin dan basah mungkin tidak cocok untuk kondisi gurun yang panas dan kering. Ubin dapat menyerap panas yang hebat dan membuat rumah semakin tidak nyaman.2. Bahan yang Tersedia
Di daerah gurun, bahan seperti tanah liat dan jerami lebih banyak tersedia dan terjangkau dibandingkan ubin. Rumah adat di Arab Saudi dibangun dengan menggunakan sumber daya alam yang ada, antara lain penggunaan bahan adobe (bata tanah liat kering) dan jerami untuk atapnya. Bahan ini memiliki sifat isolasi termal yang baik dan membantu menjaga suhu di dalam rumah tetap sejuk di tengah panasnya gurun. 3. Membentuk Identitas Budaya
Arsitektur tradisional Arab Saudi mencerminkan kekayaan budaya dan tradisinya. Rumah-rumah tanpa ubin ini merupakan bagian penting dari identitas budaya negara ini dan mewakili hubungan mendalam dengan lingkungan alam dan sejarahnya. Meski modernisasi telah membawa perubahan pada desain rumah di beberapa kota besar, namun banyak rumah adat yang masih dirawat dengan baik untuk melestarikan warisan budaya.4. Penggunaan alternatif modern
Meski rumah tradisional tidak bisa menggunakan genteng, sebagian besar rumah modern di Arab Saudi telah mengadopsi genteng sebagai bagian dari desainnya. Pasalnya, ubin modern mampu menghadirkan keunggulan dalam hal perlindungan terhadap panas dan hujan, serta tampilan estetika yang berbeda.
Meskipun genteng mungkin tidak umum digunakan di rumah tradisional Arab Saudi, keputusan ini mencerminkan adaptasi yang bijaksana terhadap kondisi iklim dan lingkungan setempat. Seiring dengan berlanjutnya modernisasi, rumah-rumah tanpa ubin tetap menjadi bagian penting dari warisan budaya dan sejarah negara ini, dan banyak yang berupaya menjadikannya sebagai bagian dari identitas mereka.
Baca artikel edukasi menarik lainnya di link ini.