Alien akan Punah akibat Kepanasan di Bumi

JAKARTA, VIVA  – Pencarian kehidupan alien atau makhluk luar angkasa di alam semesta difokuskan pada lingkungan yang layak huni. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa perubahan iklim dapat memusnahkan alien dari Bumi.

Sejak Revolusi Industri pada tahun 1760, suhu rata-rata bumi terus meningkat. Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), bumi telah menghangat sebesar 0,06 derajat Celsius (0,11 derajat Fahrenheit) per dekade sejak tahun 1850 – atau sekitar 1, dengan total 11 derajat Celsius (2 derajat Fahrenheit).

Sejak tahun 1982, rata-rata kenaikan tahunan adalah 0,20 derajat Celcius (0,36 derajat Fahrenheit) per dekade, tiga kali lebih cepat. Terlebih lagi, tren ini diperkirakan akan meningkat antara 1,5 dan 2 derajat Celcius (2,7 dan 3,6 derajat Fahrenheit) pada pertengahan abad ini.

Hal ini merupakan akibat langsung dari pembakaran bahan bakar fosil yang meningkat pesat sejak pertengahan abad ke-19. Tergantung pada laju kenaikan suhu, dampaknya terhadap habitat bumi bisa sangat buruk.

Dalam penelitian terbaru yang dikutip situs ScienceAlert, sekelompok ilmuwan meneliti bagaimana pemanasan global bukan hanya masalah konsumsi bahan bakar fosil, namun masalah jangka panjang yang dihadapi peradaban maju.

Menurutnya, pemanasan global mungkin merupakan konsekuensi yang tidak dapat dihindari dari peningkatan konsumsi energi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Temuan mereka bisa berdampak besar pada astrologi dan pencarian kecerdasan luar angkasa (SETI), atau makhluk luar angkasa.

Penelitian ini dilakukan oleh Amido Balbi, profesor astronomi dan astrofisika, dan Mansavi Lingam, profesor luar angkasa, fisika dan ilmu luar angkasa, serta kimia dan teknik kimia di Universitas Roma Tor Vergata. Institut Teknologi Florida.

“Panas yang dibahas dalam makalah kami adalah hasil dari pertukaran energi dan merupakan konsekuensi hukum termodinamika,” kata Bilby. Menurut mereka, pemanasan global saat ini mewakili sebagian kecil dari pemanasan yang disebabkan oleh efek rumah kaca antropogenik.

Namun, jika konsumsi energi global terus meningkat seperti saat ini, dampaknya akan sangat besar dalam beberapa abad mendatang, dan berpotensi mempengaruhi kelayakhunian Bumi.

Untuk menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan peradaban maju untuk mencapai titik di mana planet asal mereka tidak dapat dihuni, Bilby dan Langham mengembangkan model teoretis berdasarkan hukum kedua termodinamika.

Keduanya kemudian menerapkannya pada zona layak huni Bumi – orbit di mana sebuah planet akan menerima radiasi matahari yang cukup untuk mempertahankan air cair di permukaannya.

Faktor penting lainnya yang perlu dipertimbangkan adalah pesatnya pertumbuhan peradaban dan konsumsi energi. Tren ini tidak hanya signifikan tetapi juga semakin cepat seiring berjalannya waktu. Mirip dengan pertumbuhan penduduk pada periode yang sama (1 miliar pada tahun 1800 menjadi 8 miliar pada tahun 2023).

Balbi dan Lingam menafsirkan tren ini untuk mengukur dampaknya terhadap tempat tinggal dan menentukan usia maksimum peradaban maju setelah memasuki periode pertumbuhan eksponensial.

Akhirnya, mereka menyimpulkan bahwa teknologi tersebut memiliki umur maksimum sekitar 1.000 tahun, jika mengalami pertumbuhan tahunan sekitar satu persen selama periode penelitian. Temuan ini, lanjut Balbi, mempunyai implikasi bagi kemanusiaan dan SETI atau makhluk luar angkasa.

“Hasil kami menunjukkan bahwa dampak limbah panas bisa menjadi penting tidak hanya bagi masa depan Bumi, tapi juga bagi perkembangan spesies teknologi hipotetis yang hidup di planet-planet di sekitar bintang lain,” katanya.

Oleh karena itu, mengingat kendala-kendala tersebut dapat mempengaruhi cara manusia mencari kehidupan berteknologi maju di alam semesta dan kehidupan di luar bumi serta cara manusia menafsirkan hasil pencarian tersebut.

Keduanya juga menekankan bagaimana hasil penelitiannya memberikan beberapa rekomendasi yang dapat membantu mencegah terjadinya pergeseran tanah. Namun, sekali lagi, terdapat implikasi terhadap makhluk berteknologi maju atau makhluk luar angkasa karena solusi khayalan mungkin telah diterapkan oleh mereka.

“Peradaban [alien] yang cukup maju dapat menggunakan teknologi untuk memerangi pemanasan bumi, seperti menggunakan perisai bintang,” jelas Bilby.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *