Alif Toeanradjo Mengajak Jujur pada Diri Sendiri dalam Lagu The Mask

Titik Kumpul Showbiz – Alif Toeanradjo kembali membawakan lagu terbarunya dengan single keenamnya bertajuk ‘The Mask’. Lagu tersebut melanjutkan kiprah Alif di dunia pop rock Inggris, mengikuti jejak lagu-lagu klasik seperti Hopes & Dreams (2021), Couldn’t Care Less (2021), Nothing Comes Easy (2021), Take No Regrets (2022) dan Lesili. Letsatsi (2022).

Dalam “Si Topeng”, Alif bercerita tentang seorang lelaki yang berusaha keras agar bisa diterima oleh semua orang di sekitarnya. Gulir, oke?

“Setiap bertemu dengan seseorang, tokoh dalam lagu ini memakai topeng atau memakai wajah agar lawan bicaranya lebih menerima,” kata Alif di Cipete, Jakarta Selatan, Jumat 2024. 12 Juli.

Lagu ini mengungkapkan ketidakpercayaan sang karakter yang takut jika ia menunjukkan jati dirinya, orang akan menolaknya atau tidak menyukainya.

Dia menambahkan: ‘Akhirnya dia memaksakan diri melepas topengnya karena bosan berpura-pura menjadi orang lain.

Diakui Alif, cerita lagu ini terinspirasi dari pengalaman pribadinya. “Inti dari lagu ini adalah niatku karena aku sangat ekspresif dan terlalu malu untuk mengungkapkan perasaan atau emosiku,” ujarnya.

Ia berharap dengan lagu ini, orang-orang yang mengalami hal yang sama bisa mendapatkan keberanian untuk melihatnya. “Dengarkan lagu ‘The Mask’. Kami berharap orang-orang yang merasakan hal yang sama, melepas topengnya dan menjadi diri sendiri,” kata Alif yang belajar musik di Birmingham, Inggris.

Proses pembuatan topeng tersebut bermula dari video di Instagram yang diunggah oleh Nicolas Castro, sahabat Alif semasa kuliah musik di Birmingham City University. Dalam video tersebut, Nicolas yang kini menjadi musisi Uruguay memainkan nada-nada gitar menggunakan pedal looper. Tiba-tiba sebuah inspirasi muncul di kepala Alif, memunculkan ide pola drum dan garis bass untuk lagu-lagunya.

“Saya tanya ke Nicolas apakah benar menggunakan catatan itu. Saya minta Nicolas membuatkan versi rekamannya. Dia senang melakukannya,” kata Alif.

Dengan pengaruh musik dari Toto, U2 dan Coldplay, The Mask mulai berproduksi. Alif menulis dan merekam instrumen lain seperti bass, kunci, gitar ritme, dan synthesizer. Untuk menambah kedalaman lagu ini, Alif berkolaborasi dengan Caesar Rizal dari Soulvibe sebagai drummer, direkam di Studio Velvet milik Joe Yosia, Pejaten, Jakarta Selatan. Ia mengatakan, “Untuk memberikan nuansa kolektif pada lagu ini, saya bergabung dengan grup alumni Paragita UI.

Paduan suara Paragita UI beranggotakan Dhanu Harnoto yang juga menjadi vocal arranger paduan suara tersebut bersama Aditya Syahban, Praka Puntadewa, Michael Sean, Ditha Megarani dan Christa Parengkuan. Chorus ini direkam oleh Nico Putra Tanujaya di Soundverve Production Suites. Lagu ini di-mix oleh Matt Cotterill dari 300 Acre Studios, Birmingham, Inggris dan dikuasai oleh John P Braddock dari Formasi Audio Ltd, Inggris.

The Mask bukan sekedar lagu, tapi kisah perjuangan dan penerimaan pribadi. Alif Toeanradjo ingin menyampaikan pesan keberanian dan kejujuran melalui karyanya, mengajak penontonnya untuk melepas topeng dan menunjukkan siapa dirinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *