Karwang, 3 Juli 2024 – Hyundai Motor Company hari ini resmi mengumumkan mobil listrik pertama mereka, All New Hyundai Kona Electric dengan baterai buatan Indonesia.
Menteri Perdagangan Korea Selatan Mr. Inko Chong yang hadir dalam acara tersebut mengucapkan selamat atas keberhasilan tersebut dan menekankan pentingnya kerja sama yang lebih erat antara Korea Selatan dan Indonesia.
Chong mengatakan dia bangga menghadiri acara tersebut, yang menandai kemitraan abadi antara kedua negara. Dia memuji Yusun Chung dari Hyundai Motor Group, yang menerangi kesempatan tersebut dengan makna yang mendalam.
“Saya merasa terhormat berada di posisi bersejarah di mana hubungan kerja sama antara Korea Selatan dan Indonesia semakin berkembang. “Kami sangat berterima kasih kepada para tamu yang telah meluangkan waktunya untuk menghadiri acara yang melambangkan kerja sama Korea dan Indonesia ini,” ujarnya mengutip Titik Kumpul Automotive.
Chong mengatakan dalam dua tahun terakhir, Korea Selatan dan Indonesia telah mengadakan empat pertemuan tingkat tinggi yang memperkuat kerja sama di berbagai bidang.
Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) antara kedua negara, yang mulai berlaku pada Januari tahun lalu, memperluas kerja sama secara signifikan di sektor elektronik, petrokimia, dan baja.
Lebih dari 2.000 perusahaan Korea berpartisipasi dalam kerja sama di Indonesia, termasuk Hyundai Motor Company dan LG Energy Solutions.
Kedua negara telah menjadi mitra utama dalam kendaraan listrik, membangun seluruh rantai mulai dari baterai hingga kendaraan listrik di provinsi Jawa. Dia mengatakan perusahaan-perusahaan Korea telah banyak berinvestasi dalam pembangunan pabrik baterai, dan pemerintah Indonesia telah mendukung proyek tersebut melalui keringanan pajak dan penyederhanaan prosedur bea cukai.
Hal ini juga merupakan kesempatan penting untuk memperingati 51 tahun hubungan diplomatik antara Korea Selatan dan Indonesia, sebuah tonggak sejarah yang menandai komitmen kedua negara untuk membangun masa depan yang lebih baik.
“Dalam setengah abad ke depan, kami berharap kedua negara dapat beradaptasi dengan isu-isu internasional utama seperti netralitas karbon dan rantai pasokan berkelanjutan,” ujarnya.