Jakarta – Hidrogen merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang digunakan untuk mengurangi emisi karbon atau penggunaan minyak fosil. Namun tenaga uap belum cukup populer dibandingkan listrik.
Hanya sedikit pabrikan yang telah mengembangkan mobil hidrogen, antara lain Toyota dan Honda, serta truk hidrogen Isuzu yang masih dalam tahap penelitian.
Bahkan di Indonesia, hanya Toyota yang beberapa kali memperkenalkan mobil hidrogen, dan saat ini sedang dilakukan penelitian yang melibatkan perguruan tinggi.
Produk rendah emisi yang dijual di Indonesia sebagian besar didominasi oleh BEV (Battery Electric Vehicles) dan hybrid, yang terbagi menjadi PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicles), HEV (Hybrid Electric Vehicles) dan hybrid ringan.
Oleh karena itu, tak heran jika anak buah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kendaraan listrik kini lebih masuk akal, terutama mobil penumpang.
Rahmat Kaimuddin, Koordinator Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Kelautan dan Perikanan, mengatakan saat ini teknologi listrik lebih spesifik dalam menurunkan emisi dibandingkan hidrogen yang masih terbatas.
“Menurut saya pribadi, teknologi kelistrikan saat ini sudah cukup besar sehingga bisa cocok untuk kendaraan berat jarak jauh seperti truk dan bus,” ujarnya, dikutip Rabu 8 Mei 2024.
Menurutnya BEV lebih unggul dibandingkan mobil penumpang atau kendaraan pribadi saat ini, meski telah dilakukan penelitian terhadap hidrogen, namun masih mendominasi dalam pengembangan teknologi kelistrikan.
“Tapi kita tidak tahu masa depan, ada teknologi yang siap pakai baterai, tapi kita tidak menutup mata, karena filosofi kita rendah emisi,” ujarnya.
Meski kendaraan listrik menjadi tujuan utama pemerintah untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2060, namun PT PLN (Persero) tidak mau ketinggalan dalam teknologi lain, salah satunya adalah pembuatan stasiun pengisian hidrogen yang akan mulai beroperasi pada tahun 2018. Februari 2024.
Perusahaan listrik pelat merah itu menyebutnya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen atau HRS yang berlokasi di Senayan, Jakarta. Demikian disampaikan Direktur PLN Darmawan Prasodjo dalam keterangannya.
“Kami juga siap menghadirkan stasiun pengisian hidrogen pertama di Indonesia sebagai pilihan energi ramah lingkungan untuk kendaraan,” kata Darmawan.
Menurut dia, harga hidrogen jauh lebih murah dibandingkan bahan bakar minyak, atau BBM, atau listrik. Biaya bahan bakar untuk menggerakkan mobil rata-rata 1 kilometer adalah Rp1.400, listrik Rp370 per km, dan hidrogen Rp350 per km.