Anak dengan Lupus Tidak Boleh Terpapar Sinar Matahari, Mitos atau Fakta?

Jakarta – Lupus merupakan penyakit autoimun dimana sistem imun tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang tubuhnya sendiri, misalnya benda asing seperti virus atau bakteri. Biasanya, sistem kekebalan tubuh mengenali dan menyerang zat asing atau antigen yang masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan bahaya, sehingga melindungi tubuh dari infeksi.

Diketahui bahwa penderita psoriasis harus menghindari paparan sinar matahari. Mengapa? Pasalnya, penderita payudara biasanya sangat sensitif terhadap sinar matahari. Karena sinar matahari dapat membahayakan tubuh mereka.

“Sebenarnya paparan sinar matahari berlebihan bisa meningkatkan pektoris bahkan berujung pada pektoris,” kata DR, anggota Kelompok Kerja Koordinasi Imunologi Alergi (UKK) IDAI. Dr. Reni Ghrahani Majangsari, Sp.A(K), M.Kes pada Pertemuan Rutin Lupus pada Anak, Selasa 7 Mei 2024.

Meski demikian, Ren menambahkan, pasien kanker payudara tetap membutuhkan sinar matahari. Namun pertemuan itu tidak boleh ditunda. Sebab selain memperparah kerongkongan, paparan sinar matahari juga bisa menyebabkan bintik merah pada penderita psoriatic arthritis.

“Kita tetap membutuhkan sinar matahari, tapi tidak banyak, hanya diperbolehkan dalam jumlah terbatas,” ujarnya. “Jangan berlebihan, penelitian menunjukkan bisa menyebabkan benjolan bahkan kelenjar getah bening.”

Sementara anak-anak penderita psoriatic arthritis harus tetap bekerja. Padahal, jika ada anak yang tidak bisa aktif, perlu direhabilitasi atau menjalani terapi manusia untuk membantunya tetap aktif, kata Renee.

“Bagi anak penderita pneumotoraks yang masih aktif, bahkan tidak mampu berfungsi, terdapat kemandirian dalam rehabilitasi atau pengobatannya untuk tetap bekerja, bersekolah, berpakaian, dan beraktivitas sehari-hari. Tidak berantakan, ”Ren.

Ren menambahkan bahwa aktivitas yang dirancang untuk anak-anak dengan psoriatic arthritis juga harus mengurangi kelelahan yang tidak perlu dan menjaga kesehatan pada anak-anak dengan psoriatic arthritis.

“Meski aktivitasnya tidak ekstrim, namun tetap memerlukan olah raga, namun bukan olah raga yang berat,” ujarnya. “Aktivitas rutin dapat mengurangi rasa lelah dan membuat anak tetap segar.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *