Paris, Titik Kumpul – Petinju Aljazair Iman Khalif belakangan ini menjadi perbincangan banyak orang di seluruh dunia. Ia dituding seksis di Olimpiade Paris 2024.
Hal ini bertepatan dengan momen pertarungan Angela Carini dengan petinju asal Italia yang menuai kontroversi. Analis tinju Steve Bunce pun angkat bicara soal kontroversi seputar tinju di Olimpiade Paris 2024.
Binus mengaku kasihan dengan Carini yang kalah dari Khalifa di babak 16 besar tinju putri kelas 66 kg Olimpiade Paris 2024. Tapi dia juga sedih untuk khalifah.
Karena menurutnya Khalif meragukan konflik dunia luar dirinya. Khalifa terlahir sebagai perempuan, namun diketahui memiliki kadar hormon testosteron yang tinggi. Namun, Banus tidak melihat kekhalifahan sebagai ular yang mematikan.
“Saya pikir itu merugikan tinju Olimpiade pada saat yang penting ketika mereka masih memperdebatkan masa depannya. Ini benar-benar bencana,” kata beberapa mantan lawan Binns, seorang petarung yang baik, juara dunia dan juara Eropa, yang mengatakan [Khalif] bukan penipu. .”
“Dia bukan striker pembunuh. Itu hanya pemberhentiannya yang kelima. Dia berkata: ‘Sedangkan untuk Carney, saya merasa sangat kasihan padanya, tapi kasihan pada Khalif, dia agak terjebak di tengah-tengah dan ini belum berakhir.’
Dalam perebutan medali emas Olimpiade 204 di Paris, Khalif mengalahkan wakil Aljazair hanya dalam waktu 46 detik. Carney memutuskan untuk pensiun setelah mengalami pukulan parah di hidungnya.
Sejak awal perang, khalifah tampak lebih dominan. Ia sukses mencetak empat gol dalam 30 detik pertama. Sebelum menyerah sepenuhnya, Karini meluangkan waktu sejenak untuk memilih tutup kepalanya. Ia akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan pertarungan karena merasa pukulan Khalifa berbeda dengan petinju wanita lainnya.