Titik Kumpul – Wakil Presiden Komando Eropa Amerika Serikat (EUCOM), Laksamana (Purn) James Stavridis, menjajaki kemungkinan berakhirnya Perang Rusia-Ukraina pada akhir tahun 2024. Kedua negara diyakini sudah lelah dan akan menjadi sangat lelah. komunikasi terbuka.
Stavridis tidak memungkiri bahwa tentara utama Rusia masih memegang kendali penuh atas Ukraina timur, termasuk Krimea selatan.
Namun, Stavridis meyakini angkatan bersenjata Rusia telah dikerahkan dalam serangan militer sejak 24 Februari 2022.
Karena selain serangan utama pada penyerangan tahap pertama, tentara Rusia harus mempertahankan wilayah yang direbut seperti Donetsk, Kherson, Krimea, Luhansk dan Zaporizhzhia.
Di sisi lain, tentara Ukraina masih mendapat tekanan dari jenderal angkatan darat untuk memasuki wilayahnya, yang diikuti oleh tentara Rusia. Sementara itu, tentara yang dipimpin Jenderal Valerii Zaluzhnyi harus menghadapi krisis militer.
Senjata dan amunisi semakin menipis, memaksa militer Ukraina bergantung pada bantuan dari Barat. Sayangnya pengiriman paket senjata membutuhkan proses yang panjang.
“Rusia dan Ukraina mulai bosan dengan perang ini,” kata Stavridis seperti dilansir Titik Kumpul Military dari Business Insider.
Berdasarkan data dan fakta, Stavridis meyakini Perang Rusia-Ukraina bisa berakhir seperti Perang Korea tahun 1953.
Setelah tiga tahun berperang, Korea akhirnya terpecah menjadi dua bagian dengan basis ideologi berbeda.
Korea Utara (Korut) yang didukung Uni Soviet memilih memerintah sendiri dengan ideologi komunis, sedangkan Korea Selatan (Korsel) lebih memilih demokrasi bebas ala Amerika Serikat (AS).
Berakhirnya perang di Ukraina bisa jadi mirip dengan Perang Korea, dimana sebagian wilayah Ukraina masih diduduki oleh pasukan Rusia, menurut mantan ketua NATO.
Artinya, Rusia bisa terus menguasai sebagian wilayah Ukraina, dan jembatan negara itu dengan Rusia, Krimea. Sebaliknya, saya melihat Ukraina bergabung dengan NATO,” lanjut Stavridis.
Stavridis juga mengatakan, perundingan damai antara Rusia dan Ukraina bisa dilakukan setelah Pemilu Amerika Serikat digelar pada 5 November 2024.
“Ketika saya memikirkan segalanya, John, saya pikir tahun ini akan segera berakhir, mungkin setelah pemilu AS, kita punya waktu untuk bernegosiasi,” kata Stavridis.