Angela Lee Sempat Terlilit Utang Rp25 Miliar, Ada Kaitan dengan Kasus Penggelapannya?

Jakarta, VIVA – Angela Lee ditangkap polisi menyusul kasus penipuan dan penggelapan melalui penjualan tas mewah. Kasus ini bermula ketika Angela membeli tas dari korbannya melalui perantara dan dibayar tanpa masalah pada transaksi pertama.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kompol Ade Ary Syam Indradi mengungkapkan, Angela Lee kembali membeli 15 tas dengan merek Hermes dan Louis Vuitton. Berbeda dengan pembelian sebelumnya, pembelian kali ini dilakukan langsung kepada korban. Gulir untuk informasi lebih lanjut!

Namun sayang, Angela Lee hanya membayar sebagian dari pelunasan yang telah disepakati. Angela diduga tidak pernah membayar 15 tas yang dibelinya dari korban. Korban pun mengalami kerugian hingga Rp3,2 miliar. Uang itu kemudian digelapkan dan digunakan untuk melunasi utang Angela Lee. 

Mengapa tersangka AC alias AL menggunakan uang itu untuk melunasi utang seseorang, kata Ade kepada tim pers, Kamis, 15 Agustus 2024.

Jika kita kembali ke tahun 2018, Angela Lee memiliki utang hingga Rp 25 miliar. Kasus ini menyangkut usaha jual beli tas mewah.

Saat itu, Angela Lee mempunyai keinginan untuk mengembangkan usaha jual beli tas mewah. Kemudian dia mendapat pinjaman dari seseorang. Namun sayang, bunga pinjamannya cukup tinggi sehingga ia kesulitan membayarnya kembali.

Pengacara Angela Lee, Hendri Indraguna, juga mengungkapkan, saat itu kliennya telah menggadaikan 40 tas mewah untuk melunasi sebagian utangnya. Namun sayang, nasib tidak berpihak padanya. Angela malah kembali menelan pil pahit saat sang kolektor meminta Angela Lee mengambil seluruh tas yang digadaikannya.

“Angela janjiin 40 itu banyak. Kalau kita jual selisihnya masih setengah. Ada Rp 4 sampai 5 miliar yang harus dibayar ke semua reseller. Jadi masalahnya kalau kita ketemu D, dia mau beli satu per satu, aku suka semuanya,” ucapnya kemudian di acara Rumpi.

Diakui Hendra, saat itu keinginan kliennya belum bisa dipenuhi. Selain itu, menjaminkan 40 tas mewah bukanlah jumlah yang sedikit.

“Uangnya siapa? Kita cari dulu pembelinya, nanti kita beli satu per satu, tidak akan, kita mau semuanya. Di mana kita dapat banyak pembeli,” sambungnya.

Hendry kemudian menjelaskan bahwa Angela Lee berusaha mencari solusi dengan mencari pembeli lain untuk membeli serangkaian tas mewah yang telah dijanjikan kliennya kepada D. Namun, D rupanya tidak mengizinkannya.

“Kedua, kita ajak resellernya ketemu, ini barangnya, tinggal tebus Rp 100 juta, ambil 200 juta. Tukarkan 200 juta, ambil 400 juta, tidak apa-apa. Tidak, kami sudah meminjamkan barangnya kepada Anda. Mengapa. mereka masih memungut biaya jadi merepotkan. Pertama kita akan mencari pembeli “Kita bisa membelinya. Sudah ada pelanggan. Kalau kita mau patuhi D ini tidak boleh,” ujarnya.

Kasus ini memuncak ketika salah satu pengedar membuat pernyataan bahwa Angela Lee telah melarikan diri ke luar negeri dengan membawa uangnya. Tak hanya menyebarkan informasi tersebut, orang tersebut juga mendatangi tempat kerja Angela Lee dan merusak barang-barang miliknya.

“Saat ini sedang terjadi, tiba-tiba bandar ini langsung membuat rumor bahwa Angela kabur membawa uang ke luar negeri dan lain-lain. Terjadi anarkis, saat dia masuk kerja semuanya hancur. Kenapa dihancurkan? Angel minta uang untuk membayar. Yang dia punya uang Ini “Satu per satu bisnis Angela dirusak. Saat masuk Lambe Turah, dia di-bully,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *