JAKARTA, WIWA – Awal pekan ini, masyarakat dikejutkan dengan ditemukannya residu bahan kimia berbahaya pada anggur muscat impor di Thailand. Setelah penemuan sisa-sisa berbahaya ini, negara tetangga Malaysia juga bergerak cepat untuk memperketat pembatasan impor anggur muscat bersoda ke negara tersebut.
Sementara itu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (BPOM) Ikarer Taruna mengungkapkan, pihaknya akan mengambil tindakan cepat untuk menangani impor anggur muscat di Indonesia.
“Kalau masuk ke pasar Indonesia, jawabannya kita akan ambil tindakan. Tapi kita akan segera berkoordinasi dengan badan karantina di Kementerian Pertanian, karena sudah masuk ke negara kita. Pada saat yang sama, Badan POM juga akan mengambil tindakan. langkah selanjutnya adalah melakukan pengambilan sampel di banyak toko atau pasar yang mempengaruhi masyarakat.
Berdasarkan hasil laporan laboratorium yang dilakukan Kamis lalu oleh Jaringan Peringatan Pestisida Thailand dan Dewan Konsumen Thailand terhadap 24 sampel buah anggur Muscat mengkilap yang dijual di dalam dan sekitar Bangkok, 23 di antaranya ditemukan mengandung senyawa tersebut. Ada insektisida. Residu melampaui batas.
Dari 24 sampel, hanya ditemukan 9 sampel yang berasal dari Tiongkok. Dari 24 sampel, satu sampel ditemukan mengandung klorpirifos, bahan kimia berbahaya yang dilarang (Tipe 4). Dari 24 sampel lainnya, 22 sampel mengandung 14 jenis residu toksik yang melebihi standar.
Sebanyak 50 jenis residu beracun terdeteksi. Dari jumlah tersebut, 26 merupakan bahan kimia berbahaya tipe 3, dan 2 merupakan bahan kimia tipe 4 yang dilarang di Thailand (klorpirifos dan endrinaldehida). Selain itu, 22 bahan kimia, termasuk trisulfuron, cyflumetofen, chlorantraniliprole, flunocamide, etoxazole, spirotetramat, dll., tidak tercantum dalam peraturan zat berbahaya di Thailand.
Laporan tersebut juga menemukan bahwa 7 dari 50 racun yang terdeteksi adalah pestisida sistemik (74%), yang memiliki kemampuan untuk bertahan dalam jaringan buah anggur, sehingga menyulitkan pembersihan.
Lalu bagaimana cara membersihkan residu pestisida tanpa mempengaruhi kesehatan Anda? Jika sudah selesai, sisa residu tidak bisa dibersihkan hanya dengan menggunakan air biasa. Menurut laman My Only Health, masyarakat bisa menggunakan air dan cuka untuk menghilangkan residu pestisida yang menempel pada sayur atau buah.
Caranya adalah dengan memasukkan buah dan sayur ke dalam satu wadah dan menuangkan air secukupnya di dalamnya. Setelah itu tuangkan cuka ke dalamnya dan diamkan selama 15 menit. Setelah itu, keluarkan buah dari wadahnya dan cuci buah hingga bersih dengan air. Cuka membantu menghilangkan 98% pestisida dan residu pestisida dari buah-buahan. Ini adalah cara mudah dan efektif untuk menghilangkan pestisida dari buah dan sayuran.
Sedangkan untuk membatasi paparan pestisida, para ahli menyarankan untuk mengonsumsi makanan organik karena baik untuk kesehatan. Karena buah dan sayur organik ditanam tanpa pestisida atau bahan kimia berbahaya lainnya.