Angka Cacat Lahir di Indonesia Cukup Tinggi, Penyandang Tuna Ganda Masih Butuh Perhatian

JAKARTA – Indonesia mempunyai angka cacat lahir yang tinggi. Dimana terdapat 1 cacat lahir dalam setiap 33 kelahiran atau sekitar 0,41 persen menurut statistik Survei Kesehatan Dasar (RISKDAS) 2018.

Salah satu jenis cacat lahir yang kurang mendapat perhatian adalah kondisi cacat lahir ganda. Disabilitas ganda adalah seseorang yang memiliki lebih dari satu disabilitas. Salah satu panti asuhan yang menampung penyandang disabilitas ganda adalah Tuna Ganda Palsigulang di Jakarta Timur. Scroll untuk mengetahui lebih lanjut, yuk!

Christanti, Ketua Panti Asuhan Palsigunang Double Two, menjelaskan, di tempat tersebut terdapat teman-teman anak kembar sejak kecil hingga dewasa, bahkan ada yang meninggal di tempat tersebut. 

“Sekitar 80 persen teman penyandang disabilitas ganda tidak bisa beraktivitas mandiri dan hanya bisa berbaring di tempat tidur,” kata Christadi saat berkunjung ke PT Regenesis Indonesia baru-baru ini. 

“Namun dengan tatapan mata, suara kami, dan ajakan kami untuk berbicara, kami mampu memberikan perhatian yang menyentuh hati mereka dan mereka sangat senang,” kata Kristanti mengucapkan terima kasih kepada Regenesis Indonesia atas kunjungannya. 

Dominico Saharjo, Head of CMP PT Regenesis Indonesia, berharap kunjungannya juga dapat memberikan edukasi kepada putrinya yang kali ini juga terlibat dalam kegiatan amal Regenesis. 

“Karena kadang kalau tidak difasilitasi oleh perusahaan, kita kadang lupa untuk bisa berbuat baik bersama teman-teman penyandang disabilitas, sikap itu biasanya hanya ada di sekitar lingkungan kita saja,” ujarnya. 

Berada di tempat yang sama, Ir Amy Noviawati selaku BOD PT Regenesis Indonesia mengungkapkan bahwa selain dikenal sebagai perusahaan distribusi alat kesehatan, Regenesis juga menyandang predikat distributor yang selalu membawa banyak inovasi global ke Indonesia. 

Bahkan, Regenesis akan menjadi perusahaan Indonesia pertama di tahun 2021 yang fokus pada komunitas vitiligo di Indonesia, ujarnya. 

Gita Yohanna, Corporate Brand Manager Regenesis Indonesia menambahkan, pada 3 bulan lalu, pihaknya membantu dan mendukung komunitas OMK (Kaum Muda Katolik) Galaksi St Bartholomew, Bekasi Selatan dengan mengirimkan ratusan kilo pakaian layak pakai ke Sabu Barat. , Kabupaten Sabu Raijua, NTT.

“Pakaian fitting ini berasal dari koleksi pegawai Regenesis dan juga dari masyarakat di Pulau Sabu, pulau terpencil di NTT yang pengirimannya memakan waktu berhari-hari. Pegawai kami punya kotak khusus untuk dibawa ke kantor, jadi selalu ada. . Berbagi dengan sesama Diingatkan untuk mampu melakukan, meski hal sederhana sekalipun”, tutupnya. 

“Kami berharap dengan adanya gerakan ini, kami dapat menginspirasi masyarakat dimana pun kami berada untuk berbuat baik,” pungkas Geeta Yohanna. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *