Angka Kelahiran di Indonesia Alami Penurunan, BKKBN Ungkap Fakta Ini

Titik Kumpul Lifestyle – Terakhir, Hasto Waldoyo, Direktur Jenderal Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Dalam video yang viral di media sosial, BKKBN menyebutkan setiap pasangan pasti pernah atau akan melahirkan anak perempuan.

Sebab, angka kelahiran atau angka kesuburan di Indonesia sedang menurun.

“Kami punya tujuan: rata-rata perempuan akan melahirkan anak perempuan,” kata Hasto Wardoyo di Jakarta beberapa waktu lalu.

Ucapan Hast tersebut langsung menuai kontroversi di kalangan masyarakat. Banyak wanita yang tidak puas dengan komentar Hast. ​Berbagai pernyataan BKKBN terkait hal ini menjadi perbincangan hangat di Hast.

Pernyataan itu: BKKBN mengharapkan rata-rata satu perempuan melahirkan anak perempuan. Sekali lagi, BKKBN mengharapkan rata-rata satu perempuan melahirkan anak perempuan. id saat dihubungi melalui telepon pada Selasa 2 Juli 2024.

Hast juga menjelaskan bahwa wanita tetangga itu memiliki dua orang putri. Artinya, wanita yang rumahnya di sebelah kiri baik-baik saja meskipun dia tidak mempunyai anak perempuan.​

“Kalau perempuan di sebelah kanan rumah saya punya dua anak perempuan, berarti perempuan di sebelah kiri tidak punya anak perempuan, tapi tidak apa-apa juga. Toh, rumah sebelah juga punya dua (anak). , rata-rata satu istri mempunyai seorang anak. 1 (anak),” lanjutnya.

Hust menambahkan, “Jika Anda memiliki tiga anak perempuan di depan rumah dan tiga anak perempuan di belakang, Anda tidak perlu memiliki anak perempuan. Lagi pula, Anda sudah memiliki anak perempuan di depan rumah, jadi Anda masih punya rata-rata 1. Mereka dihitung sebagai manusia,” imbuhnya. Jadi sekali lagi, jangan dipotong kalimatnya. BKKBN mengharapkan rata-rata satu perempuan bisa melahirkan satu anak, lanjut Hast.

Hast menjelaskan, BKKBN bertugas menjaga keseimbangan pertumbuhan penduduk. “Inilah konsep pertumbuhan penduduk berimbang, dan tugas BKKBN adalah menjamin pertumbuhan penduduk terjadi secara seimbang. Kurang dari 1 berarti jumlah penduduk terlalu sedikit, dan lebih dari 1 berarti jumlah penduduk terlalu banyak membludak. Satu-satunya harapan bagi BKKBN adalah perempuan itu akan melahirkan satu anak, artinya dia akan punya dua anak (total), tapi itu berarti dia akan punya tiga anak. Sekali lagi, katanya, “Sudah jelas, jangan memutarbalikkan atau memotong berita.”​

Angka kelahiran di Indonesia semakin menurun

Hast juga menjelaskan, angka kelahiran atau angka kelahiran di Indonesia saat ini sedang mengalami penurunan. Hast mengatakan penurunan tersebut terjadi secara bertahap dan mencapai angka ideal 2,18 selama 10 tahun terakhir. Hal ini sebanding dengan angka kelahiran yang sangat tinggi pada tahun 1970 (5,6 anak), ketika pasangan mempunyai antara 6 dan 9 anak.

“Bahkan, rata-rata jumlah anak tercermin dari TFR (Total Fertility Rate) yang saat ini berada di angka 2,18 dan mendekati 2,1, NTT, Sulawesi Barat, dan wilayah tertentu di Papua mengalami peningkatan TFR.” Tapi rata-rata nasionalnya 2,18, dulu tahun 1970-an rata-ratanya 5,6 atau 5,7, tapi sekarang 2,1, sudah turun drastis,” ujarnya.

Hast mengungkapkan fenomena menurunnya angka kelahiran di Indonesia sendiri disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari lebih sedikit orang yang menikah hingga rendahnya angka kelahiran.

“Jadi sekarang semakin sedikit orang yang menikah, dan TFR orang yang punya anak juga lebih rendah. Tentu saja penurunan proporsi orang yang punya anak adalah sebuah fenomena,” ujarnya.​

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *