Jakarta, Titik Kumpul – Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2023, jumlah kematian akibat penyakit kardiovaskular di Indonesia masih sangat tinggi, yakni mencapai sekitar 650 ribu orang per tahun.
Tingginya prevalensi penyakit jantung di Indonesia disebabkan oleh banyak faktor seperti usia, genetik (riwayat keluarga), obesitas dan penyakit metabolik (hipertensi, gula darah tinggi, kolesterol tinggi). Pergi untuk informasi lebih lanjut!
Menurut ahli gizi klinis, Dr. Yohan Samudra, SpGK, AIFO-K, konsumsi garam berlebihan bisa menjadi penyebab tekanan darah tinggi sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung.
Oleh karena itu, mengurangi asupan garam dalam makanan sehari-hari penting dilakukan agar masyarakat terhindar dari risiko penyakit jantung, kata Dr. Yohan dalam sambutannya pada Rabu 9 Oktober 2024.
Dr. Yohan juga menyampaikan bahwa penting bagi kita untuk mengurangi konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL), sesuai anjuran Kementerian Kesehatan RI.
“Nah, ada yang saya sampaikan, tentu saja menjalani pola hidup sehat adalah cara terbaik untuk mencegah penyakit jantung,” ujarnya.
Untuk merayakan Hari Jantung Sedunia pada bulan September lalu, Dr. Yohan juga ingin mengajak semua orang untuk terus menjalani pola hidup sehat dengan rutin berolahraga dan mengontrol konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL).
“Karena melakukan hal ini mengurangi risiko penyakit jantung dan melindungi kesehatan jantung,” ujarnya.
“Hal ini bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari dengan mengonsumsi makanan rumahan dan mengurangi makanan kemasan dan makanan cepat saji, karena terkadang kita tidak memperhatikan garam yang tersembunyi di dalam makanan kemasan,” tambahnya.
Untuk itu, Yohan menghimbau konsumen untuk berhati-hati terhadap informasi nutrisi pada kertas tersebut. Ia juga menjelaskan cara mengurangi penggunaan garam.
“Menurut cara lain untuk mengurangi konsumsi garam, kita juga bisa menggunakan bumbu seperti MSG dalam penyusunan menu sehari-hari, karena garam (natrium) MSG hanya 1/3 natrium dari jumlah tepung biasa, katanya. dia menjelaskan. .
“Banyak penelitian juga menunjukkan bahwa penambahan MSG pada makanan mengurangi konsumsi garam lebih dari 30%, namun rasa manis pada makanan tetap terjaga,” lanjutnya.
Eurli Prameswari, Head of Department of Sauce and Seasoning – PT Ajinomoto Indonesia, menambahkan, pihaknya aktif memperjuangkan ide Bijak Salt untuk mendorong terciptanya gaya hidup sehat di masyarakat. “Kampanye Bijak Garam Ajinomoto merupakan edukasi masyarakat tentang pentingnya pola makan rendah garam. Penggunaan Garam Bijak dalam masakan sehari-hari juga sangat mudah, cukup kurangi jumlah garam yang digunakan dan ganti dengan tambahan MSG,” ujarnya.
“Contohnya kita membuat kaldu ayam yang biasa kita tuangkan 2 sendok garam dalam 1 liter kaldu, kita ubah saja menjadi 1 sendok teh garam + ½ sendok teh MSG, dengan tips berikut ini. Mereka menggunakan konsep Salt Wise. , tambahnya.