JAKARTA, Titik Kumpul – Mengenakan pakaian dengan simbol-simbol tertentu untuk beribadah seringkali menimbulkan pertanyaan di kalangan umat Islam, apalagi jika pakaian tersebut mengandung simbol-simbol kontroversial.
Seperti logo Setan Merah di jersey Manchester United atau lambang salib di seragam timnas Portugal.
Ustaj Putra Pradipta mengutarakan pendapatnya melalui unggahan di akun Instagram @bang.putra.pradipta. Ia mengatakan, tidak ada logika tertentu dalam penggunaan pakaian berlogo atau salib Setan Merah.
“Sebenarnya dalam kasus ini kita tidak akan menemukan teks atau dalil yang secara khusus menyebutkan hukum, namun ada hadis terkait kasus ini,” kata Ustaz Putra Pradipta seperti dikutip di akun Instagram @bang .putra.pradipta.
Artinya, man tasyabbaha bikumin fahuwa minhum, siapa pun yang mengikuti perilaku kelompok, seperti memakai logo setan atau logo salib pada pakaian, dan sebagainya, adalah bagian darinya. Jadi lebih baik ditinggalkan,” lanjut Ustaj Putra.
Dijelaskan Ustaz Putra, tidak ada dalil yang secara spesifik mengacu pada hukum. Menurut website Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, hadits yang disebutkannya merupakan hadits dhaif (hadits lemah), sehingga tidak memenuhi syarat hadits shahih yang biasa dijadikan pedoman mendirikan Islam. hukum. .
Meski demikian, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta menghadirkan pandangan berbeda ideologi dalam isu yang sama.
Menurut mazhab Hanafi, mazhab ini melarang penggandaan, karena dianggap termasuk dalam Tasyabuh. Sebagaimana sabda Nabi: “Barangsiapa yang menyerupai/meniru suatu bangsa, maka ia termasuk golongannya.”
Sedangkan menurut mazhab Syafi’i, dilarang bergaul atau tasyabuh dengan orang kafir. Salah satu pengikut mazhab Syafi’i, Imam al-Suyuti, berpendapat bahwa seorang muslim tidak boleh bergaul atau tasyabuh dengan orang kafir. Dalam kata-katanya.
“Maka Kami jadikan kamu syariat agama ini, maka ikutilah syariat ini dan janganlah kamu mengikuti kemauan orang-orang yang tidak mengetahui” Sesungguhnya mereka tidak akan dapat mengingkari siksa Allah yang sekecil apapun. .
Sedangkan menurut ulama Hanbali, ada dalil dalam Al-Qur’an dan Hadits yang melarang bergaul dengan orang-orang kafir, sebagaimana sabda Nabi “tidak ada seorang pun di kelompok kami yang boleh bergaul dengan selain kami” Tirmidzi.
Oleh karena itu, menurut laporan website Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, ideologi-ideologi di atas mengharamkan atau mengharamkan kesetaraan atau tassabbuh, sehingga sebaiknya dihindari.
Habib Jaffer pun bereaksi terhadap isu tersebut dengan menyarankan agar ia tidak salat sambil mengenakan jersey MU. Yang terbaik adalah memakai pakaian putih dan bersih, katanya.
Saat berdoa, sebaiknya setiap muslim meneladani Nabi Muhammad SAW. Habib Jafar menuturkan, Rasulullah kerap mengenakan pakaian putih untuk salat lima waktu.
“Kain (putih) itu pakaian kesukaan Nabi. Karena (kain) putih itu terjamin kebersihannya,” kata Habib Jafar seperti dikutip akun YouTube Cahaya Untuk Indonesia.