Jakarta, Titik Kumpul – Nikita Mirzani baru-baru ini dipanggil oleh komika bernama Fadhol Istidraj. Sambil menginterogasi mantan kekasih Rizki Irmansia, Fadhol menyinggung biaya endorsement yang bisa mencapai ratusan juta rupee. Namun Fadhol menilai Nikita Mirzani suka mengekspos aurat dan tidak menghormati ajaran agama, meski dikaruniai banyak rejeki.
“Endorsenya mulai ratusan juta, Alhamdulillah?” Tapi tahukah Anda bahwa ini adalah penelitian? Dimana anda sangat beruntung namun iman anda semakin berkurang. Auratnya menyebar kemana-mana, Astagfirullah,” kata Fadhol dalam Prikoli 8. Insiden Revolusioner
Jika kita berbicara tentang konsep meminjam, ini adalah sesuatu yang mungkin tanpa disadari dilakukan oleh banyak orang. Sebab umat manusia pun tidak luput dari kelupaan dan kesalahan yang berujung pada pengabaian kewajiban agama.
Menurut Guru Irfan Rizki, istrid bisa disebut kondisi seseorang yang mempunyai banyak harta, namun jauh dari Sang Pemberi. Padahal, ketika seseorang menerima banyak kebahagiaan, hendaknya rasa syukurnya juga ditambah dengan rajin beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.
Merujuk pada video TikTok, Guru Irfan Rizki mengatakan, “Istirahat adalah fase dimana Tuhan memberikan kita harta yang banyak. Namun memiliki harta yang banyak tidak menjadikan kita semakin dekat dengan Allah, malah menjadikan kita semakin lengah, pelupa dan sengaja melanggar hukum Allah.” @irfanrizkihaas, Selasa 10 Desember 2024.
“Dia hanya mempunyai harta yang banyak, namun harta itu tidak pernah dia bawa untuk beribadah. Malah menjauhkannya dari Allah,” lanjutnya.
Kondisi ini sebenarnya bisa dilihat melalui refleksi diri. Pertimbangkan apa yang terjadi di dalam diri kita, misalnya, apa yang kita lakukan dengan sumber daya yang kita miliki. Jika kekayaan ini mendatangkan keberkahan yang baik dan mendekatkan Anda kepada Allah, maka Anda sudah berada di jalan yang benar. Tapi kalau sebaliknya, tidak apa-apa.
“Kami ingin tahu apakah kami berada di Istidraj atau tidak.” Mari kita lihat berapa banyak kekayaan yang kita miliki, ke arah mana kita membawanya. Semakin banyak harta yang kita miliki, semakin jauh kita dari Allah, maka kekayaan yang kita miliki sekarang. harusnya ekstraksi,” jelas Guru Irfan.
“Tetapi semakin banyak harta yang dimilikinya, ia tahu ke mana harus mengembalikannya, semakin ia sadar akan kewajibannya, ia tahu skala prioritas yang harus didahulukan oleh Allah. Jadi di sana kekayaan itu berkah,” tutupnya.