Apa yang Dirasakan Seseorang saat Mati Suri? Begini Menurut Pandangan Islam dan Medis

Titik Kumpul – Kematian sejati adalah masa ekspresi dimana seseorang disangka telah meninggal namun menunjukkan tanda-tanda akan kembali lagi beberapa waktu kemudian. Dalam dunia kedokteran, penyakit ini disebut sindrom Lazarus.

Meskipun mendekati kematian sering dikaitkan dengan fenomena spiritual supernatural dan irasional, hal ini tidak selalu terjadi. Ada beberapa penyebab kematian dekat secara medis dan ilmiah.

Itu sebabnya sebelum menyatakan pasien meninggal, dokter dan tenaga medis mengamatinya selama 10 hingga 15 menit setelah menghentikan CPR atau resusitasi jantung paru.

Jika tidak ada perbaikan dan pasien masih menunjukkan tanda-tanda kematian, dokter baru menyatakan pasien meninggal

Menurut ilmu kedokteran, seseorang yang mendekati kematian dapat menunjukkan beberapa gejala sebagai penyebab kematiannya. Berikut beberapa gejalanya: Berhentinya aktivitas otak Berhentinya detak jantung Berhentinya tekanan darah Berhentinya pernapasan.

Jadi bagaimana perasaan orang yang sekarat?

Menurut ilmu kedokteran, tidak diketahui keadaan bagaimana perasaan seseorang ketika akan meninggal. Namun penelitian lain dan pengalaman pribadi telah dilaporkan, namun hal ini masih menjadi topik kontroversial dan masih dipelajari hingga saat ini.

Beberapa pengalaman yang dialami orang mendekati kematian antara lain: merasa benar-benar sekarat, bertemu dengan orang yang sudah lama meninggal.

Kemudian, dia melihat cukup banyak cahaya di wajahnya sehingga memberinya perasaan deja vu, atau mengalami apa yang sudah dia rasakan.

Ada sebagian yang beranggapan bahwa apa yang dialami seseorang saat akan meninggal berkaitan dengan apa yang tertulis di otaknya setelah meninggal.

Namun, penting untuk diingat bahwa hal ini bersifat subyektif dan dapat berbeda-beda menurut pandangan Islam

Buya Yahya menjelaskan tentang mati suri yang pada dasarnya menjelaskan dalam fiqh bahwa orang yang meninggal adalah orang yang sudah mati dan tidak dapat hidup kembali.

“Kalau dipastikan ada yang meninggal, hendaknya mandi dan shalat. Kalau tampak bangun, berarti orang yang hidup itu belum mati,” kata Buya Yahya seperti dikutip di YouTube Al-Bahja TV. Kamis, 30 November 2023.

Buya Yahya menjelaskan, dalam Fiqih orang yang meninggal hendaknya dimandikan dan didoakan seolah-olah dia sudah mati, namun jika dia hidup kembali berarti orang tersebut belum mati.

Secara hukum, seseorang yang terbukti meninggal dipidana mati, jika hidup maka hukumlah yang mendefinisikan dunia medis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *