Titik Kumpul Techno-Facebook kini berusia 20 tahun. Jejaring sosial Mark Zuckerberg, yang paling populer di dunia, telah didesain ulang puluhan kali.
Meski demikian, fungsinya tetap sama, yakni. menghubungkan orang-orang di seluruh dunia secara online, serta menghasilkan banyak uang dari iklan.
Saat ini, perusahaan induk Facebook, Meta, adalah raksasa periklanan yang berbagi bagian terbesar dari dana periklanan global dengan Google.
Meta dilaporkan memperoleh lebih dari US$40 miliar (Rs 630 triliun) pada kuartal keempat tahun 2023, terutama dari penawaran layanan periklanan yang sangat bertarget.
Dari jumlah tersebut, sekitar US$14 miliar (Rs 220 triliun) dinyatakan sebagai laba bersih, seperti dikutip dari laman BBC, Minggu 11 Februari 2024.
Namun, Facebook juga menunjukkan bahwa pengumpulan data tersebut justru dapat menimbulkan masalah. Meta telah didenda beberapa kali karena penyalahgunaan informasi pribadi.
Kasus yang paling menonjol adalah skandal Cambridge Analytica pada tahun 2014, di mana Facebook membayar US$725 juta (INR 11,4 triliun) untuk menyelesaikan tuntutan hukum atas pelanggaran data pribadi yang signifikan.
Pada tahun 2022, Facebook juga mendenda Uni Eropa sebesar €265 juta (Rs 4,48 triliun) karena mengizinkan data pribadi diambil dari situs tersebut.
Dan tahun lalu mereka kembali didenda €1,2 miliar (Rp 20,3 triliun) oleh Komisi Perlindungan Data Irlandia karena membagikan data pribadi pengguna Eropa di luar yurisdiksi mereka.
Facebook kini telah mengajukan banding atas denda terbaru tersebut. Dengan kesuksesan besar Facebook, Mark Zuckerberg mampu membangun kerajaan media sosial dan teknologi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal pengguna dan kekuatan yang dihasilkannya.
Perusahaan teknologi baru, termasuk WhatsApp, Instagram, dan Oculus, dibeli dan disuntik sejumlah besar uang di bawah payung perusahaan Facebook, yang berganti nama menjadi Meta pada tahun 2021.
Meta kini mengatakan bahwa lebih dari tiga miliar orang menggunakan setidaknya satu produknya setiap hari. Dan ketika tidak mampu membeli pesaingnya, Meta sering dituduh meniru mereka untuk mempertahankan dominasinya.
Misalnya, fitur Stories yang menghilang di Facebook dan Instagram mirip dengan fitur utama yang terdapat di Snapchat.
Sekali lagi, Instagram Reels adalah jawaban perusahaan terhadap tantangan yang ditimbulkan oleh aplikasi berbagi video TikTok, dan Threads adalah upaya Meta untuk meniru X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.