APHRF 2024 Dukung Hak Perokok Dewasa Gunakan Produk Rendah Risiko

VIVA Lifestyle – Masalah kesehatan akibat penggunaan tembakau menjadi salah satu tantangan di setiap negara di dunia, termasuk Indonesia.

Dengan menyelenggarakan Asia Pacific Harm Reduction Forum (APHRF) 2024, sebuah forum yang membahas isu-isu terkait pengurangan dampak buruk penggunaan tembakau di Asia dan Pasifik, pada Rabu, 3 Juli 2024, di Jakarta Convention Center.

Forum ini diharapkan dapat menggalang dukungan dari seluruh pemangku kepentingan terkait untuk mendorong penerapan pengurangan dampak buruk tembakau bagi perokok dewasa yang ingin beralih menggunakan produk berisiko rendah.

Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, jumlah perokok aktif mencapai 70 juta orang. Mari kita gulir terus seluruh artikel di bawah ini.

Menurut Kementerian Kesehatan, 70 juta perokok dewasa berpotensi terkena penyakit tidak menular (PTM). Pasalnya konsumsi rokok merupakan salah satu faktor risiko yang dapat menyebabkan PTM.   Presiden Asosiasi Konsumen Dewasa Aliansi Vaper Indonesia (AVI) Johan Sumantri menjelaskan, permasalahan kesehatan akibat merokok merupakan tantangan yang dapat diselesaikan melalui kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan terkait.

Dengan adanya kerjasama lintas sektor ini diharapkan dapat mendukung implementasi pengurangan risiko di masyarakat dengan memaksimalkan produk tembakau alternatif seperti rokok elektronik dan produk tembakau pemanas.

“Forum ini merupakan wujud nyata kepedulian kita bersama untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai konsep dan implementasi pengurangan dampak buruk, khususnya untuk meminimalisir dampak dari kebiasaan merokok,” kata Johan dalam sambutannya di acara APHRF, seperti dikutip Selasa 23. Juli 2024.

“Upaya ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak baik pemerintah, akademisi, dokter, konsumen dan masyarakat umum baik dari dalam maupun luar negeri,” jelas Johan.

Menurut Johan, sebagai asosiasi konsumen, AVI berkewajiban memberikan informasi yang holistik dan akurat kepada masyarakat bahwa rokok elektrik dan tembakau yang dipanaskan khusus diperuntukkan bagi perokok dewasa berusia 18 tahun ke atas yang ingin berhenti merokok.

Karena hingga saat ini masih terjadi penyalahgunaan, dimana anak di bawah usia 18 tahun mendapatkan akses dan penggunaan produk tersebut.

Alhasil, banyak masyarakat yang menilai produk ini ditujukan untuk generasi muda dan lebih berbahaya dibandingkan rokok. Namun, hal ini tidak terjadi.

“Melalui forum ini diharapkan semakin jelas bahwa produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik dan tembakau yang dipanaskan dapat menjadi pilihan peralihan bagi perokok dewasa yang kesulitan untuk berhenti,” kata Johan.

“Kami juga berharap informasi yang diberikan oleh para ahli kesehatan dan akademisi dapat membantu masyarakat untuk memahami sepenuhnya fakta dan kegunaan produk ini,” kata Johan.

Selain informasi yang komprehensif, perokok dewasa juga berhak mendapatkan perlakuan berbeda saat menggunakan produk berisiko rendah.

Perbedaan tersebut dapat dilihat dengan mengacu pada hasil kajian ilmiah yang dilakukan oleh Public Health England (saat ini dikenal sebagai UK Health Agency), sebuah divisi dari Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial di Inggris yang bertajuk “Evidence Review of E- Rokok dan Heizt Bakksprodukter” pada tahun 2018 yang menjelaskan bahwa produk tembakau alternatif memiliki profil risiko 90 persen -95 persen lebih rendah dibandingkan rokok.

“Melalui forum ini, saya berharap kita dapat memperkuat kerja sama dan sinergi antar negara di kawasan Asia-Pasifik serta membangun komitmen bersama untuk mendorong kebijakan berdasarkan profil risiko produk dan sains,” kata Johan.

“Dengan demikian, permasalahan akibat rokok dapat diminimalisir dengan mendukung penuh perokok dewasa untuk menggunakan produk tembakau alternatif,” pungkas Johan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *