Tunggal – Arema FC gagal keluar dari zona degradasi usai kalah 1:4 saat menjamu PSS Sleman dalam lanjutan Liga 1.
Ini merupakan kekalahan ketiga berturut-turut Arema FC. Sebelumnya, Singo Edan kalah 3-4 dari Persita Tangerang dan 0-1 dari Persebaya Surabaya.
Pelatih Arema FC Widodo Kahiono Putro mengatakan kekalahan tersebut disebabkan permainan menyerang yang mereka gunakan.
Arema FC sejak awal mencari kemenangan. Jadi pilihlah bermain terbuka dan terus menyerang.
Sayangnya asyik sekali menyerang pertahanan lawan. Arema FC benar-benar lengah dalam pertahanannya hingga kebobolan 4 gol.
“Setelah kami terjatuh, para pemain bisa naik level. Kami memiliki keinginan untuk memenangkan pertandingan. Akhirnya mereka (pesaing) mampu memanfaatkannya. “Mereka memanfaatkan situasi saat kami menyerang.” kata Widodo usai pertandingan.
Widodo mengatakan kegagalan tersebut disebabkan kesalahan berulang di lini belakang. Sang gelandang dinilai kurang padat dalam bertahan. Perlindungan pemain juga dilakukan dengan buruk.
“Seperti pertandingan sebelumnya, kami lolos dengan mudah dari bola mati dan kami sudah melakukan evaluasi. Itu terjadi lagi karena pertahanan kita tidak kuat,” kata Widodo.
Widodo menambahkan: “Kami kekurangan orang untuk menandai orang. Tapi sebenarnya kami sudah memperingatkannya sejak awal. “Tetapi itulah sepak bola, jika kami tidak hati-hati, lawan kami akan mengambil keuntungan.”
Di sisi lain, Didek Setiawan dari Arema FC juga mengakui koordinasi lini belakang Singo Edan kurang baik. Demikian komentar para pelatih dan pemain agar tidak terulang kembali pada pertandingan selanjutnya.
“Itu adalah balapan yang menarik, namun ada kurangnya komunikasi di baliknya,” kata Diedk. Pelatih dan teman-teman harus memeriksa hasil ini.