Asuransi Kesehatan Individu Dinilai Masih Buruk, Apa Penyebabnya?

Jakarta, Titik Kumpul – Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi industri asuransi kesehatan adalah buruknya kinerja produk asuransi kesehatan perorangan (Individual Health Insurance). 

Hal ini disebabkan oleh peningkatan kebutuhan pengobatan dalam beberapa tahun terakhir yang dibarengi dengan tingginya biaya pengobatan. Klik untuk informasi lebih lanjut.

Alasan utamanya adalah biaya dasar yang sangat rendah, penyesuaian harga yang tidak sesuai dengan biaya pengobatan, dan kebijakan penjaminan yang tidak tepat.

Berdasarkan hal tersebut, Seminar Aktuaria (IAS) akan kembali diselenggarakan pada tahun 2024. Tahun ini acara IAS menyoroti isu-isu utama berbagai tantangan dan solusi terkait pengembangan produk perawatan kesehatan, pengembangan produk, dan bisnis asuransi jiwa. 

Topik-topik utama yang dibahas pada Indonesia Actuarial Seminar (IAS) 2024 antara lain: Mengelola Asuransi Jiwa Perorangan secara berkelanjutan, penelitian apa saja yang dilakukan terhadap asuransi penyakit kritis di Indonesia, dan dampak penggunaan politik.

Selain itu, produk penyakit kritis juga dibahas dalam IAS 2024.

Dalam sambutannya, Delil Khairat, Direktur Operasi Konstruksi Indonesia Re, menekankan perlunya dialog antar perusahaan asuransi untuk menyelesaikan permasalahan bersama.

“Yang terpenting bagi kami adalah jaringan asuransi, menyiapkan keputusan atas potensi risiko, membuat proses bisnis lebih mudah dan efisien. Dalam keterangannya pada Minggu, 22 September 2024, Delil Khairat mengatakan: “Kami ingin bahasa kerja sama yang sama untuk hidup ini.”

“Saya berharap diskusi seperti ini bisa lebih sering dilakukan dan bisa sampai ke akar permasalahan yang kita hadapi di industri asuransi kesehatan,” lanjutnya.

AHS 2024 diharapkan dapat memberikan wawasan baru dan solusi praktis kepada para pelaku industri untuk menyelesaikan permasalahan yang ada serta mewujudkan kehidupan produk yang sehat dan berkelanjutan. 

Maria Elvida Rita Devi, Kepala Departemen Keuangan, juga yakin dengan mengikuti pelatihan Indonesia Re Actuarial (IAS) 2024, ia dapat menjalin dan meningkatkan hubungan baik dengan Ceding sebagai mitra bisnis di pasar asuransi jiwa. 

“Lebih lanjut, kami juga percaya bahwa acara IAS 2024 dapat menjadi katalisator terciptanya acara-acara yang dapat meningkatkan kesadaran di industri asuransi,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *