JAKARTA – Anak-anak perlu mengonsumsi makanan yang cukup setiap hari agar proses tumbuh kembangnya bisa optimal. Oleh karena itu, orang tua harus sangat selektif dalam membeli produk makanan atau susu untuk bayi dan anak di pasaran. Sayangnya, tidak semua makanan bayi dan anak aman karena sebuah penelitian menemukan bahwa beberapa produk mengandung tambahan gula.
Berdasarkan hasil penelitian Public Eye dan International Baby Food Action Network (IBFAN), salah satu merek makanan bayi terlaris Nestle di negara berpendapatan rendah dan menengah memiliki tambahan gula dalam jumlah besar, sedangkan produknya sebenarnya bebas gula di negara asalnya, Swiss.
“Kami adalah LSM Swiss, kami mempelajari perusahaan-perusahaan Swiss dan apa yang mereka lakukan di luar negeri. Nestle adalah perusahaan makanan bayi terbesar di dunia, yang memiliki 20 persen makanan bayi, yang dikonsumsi oleh jutaan bayi dan anak-anak di seluruh dunia. Klaim Nestle untuk menjadi pemimpin dalam makanan bayi dan memberikan makanan terbaik untuk bayi dan anak-anak di dunia. Itu sebabnya kami melakukan penelitian, ”Laurent Gaberell, Pakar Pertanian dan Pangan di Mata Masyarakat.
Seperti diketahui, gula mempunyai efek jangka panjang yang mengancam penuaan manusia. Selain itu, angka obesitas dan diabetes pada anak Indonesia saat ini semakin meningkat. Kandungan gula tambahan dapat ditemukan pada produk susu Dancow dan Cerelac.
“Mengapa Cerelac dan Nido (Dancow)? Keduanya merupakan merek inti Nestle. Cerelac adalah sereal yang terjual lebih dari 1 miliar tahun lalu, dan Nido adalah pengembangan susu yang populer di dunia dan terjual lebih dari 1 miliar di dunia,” kata Laurent. Gaberell.
Menyadari hal ini, sebuah petisi menyerukan kepada Nestle untuk mengakhiri standar ganda yang ilegal dan berbahaya, yang dapat berkontribusi pada meningkatnya angka obesitas dan membuat anak-anak mendambakan makanan dan minuman manis sepanjang hidup mereka.
“Gula sangat berbahaya terutama bagi generasi kita karena setelah dikonsumsi gula cepat diserap ke dalam darah. Kadar gula yang tinggi dapat meningkatkan adrenalin pada anak sehingga dapat menyebabkan risiko diabetes,” kata IX. Anggota Dewan DPR RI, Dr. St. Arzeti Bilbina, SE, MAP, pada konferensi media online bersama Ikatan Perawat Indonesia, Rabu 22 Mei 2024.
Para orang tua disarankan untuk tidak membiarkan anaknya mengonsumsi makanan manis karena sudah kecanduan dan ingin terus-menerus mengonsumsinya. Akibatnya, anak-anak mengonsumsi terlalu banyak gula, dengan efek samping yang tidak sehat mulai dari peningkatan adrenalin, gula darah tinggi, obesitas dan tulang rapuh hingga peningkatan kemungkinan terkena kanker.
Jika terdapat tambahan gula pada makanan dan produk susu anak, hal ini juga meningkatkan kemungkinan banyak anak Indonesia terkena obesitas, diabetes, atau penyakit berbahaya lainnya di kemudian hari.
“Anak-anak cenderung makan dan minum yang ada rasa, seperti gula, karena sudah familiar. Mereka akan makan makanan yang seharusnya ada rasa. Itu akan menyehatkan di usia muda,” kata Bilbina Arzeti.
Arzeti Bilbina juga meminta pemerintah lebih memperhatikan pemasaran makanan bayi dan anak. Sebab, kandungan gula tambahan tidak tercantum pada tabel nutrisi pada kemasan.
“Saya sebagai ibu-ibu dan anggota Komite IX membahas tentang kegiatan daerah. Kami mohon kepada pemerintah jika mengetahui ada produk yang kadar gulanya tinggi dan tidak mencantumkan komposisinya sebagai informasi kepada masyarakat. Tanyakan pada BPOM atau BPOM. pemerintah, untuk mengeluarkannya dari pasar,” kata Bilbina Arzeti.