Ayah Bunda, Ini Tips Mengontrol Penggunaan Media Sosial Anak Agar Lebih Sehat

VIVA – Anda tidak dapat mengontrol penggunaan media sosial Anda. Apalagi anak-anak zaman sekarang yang menggunakan digital.

Menurut psikolog dan pakar parenting Irma Gustiana, generasi saat ini lebih terdidik. Namun ada juga risiko bagi kesehatan mental. Hal ini disebabkan oleh intimidasi verbal dan cyber.

Menurutnya, orang tua dan sekolah merupakan dua lembaga yang berkontribusi terhadap tumbuh kembang anak.

“Saat seorang anak lahir, sekolah dan orang tua merupakan dua institusi terbesar yang berkontribusi terhadap perkembangan otaknya. Perkembangan kepribadian dan karakter anak “karena pada tahun 2045 merekalah yang akan menjadi pemimpin negara ini,” ujarnya saat ditemui media di Cianjur, Jawa Barat, Jumat, 8 Maret 2024.

“Remaja usia 13-15 tahun sedang dalam krisis, krisis, sehingga penting bagi orang tua dan sekolah untuk terus melakukan edukasi tentang apa saja yang boleh dan apa yang tidak boleh dalam penggunaan digital,” tutupnya.

Juga ketika orang tua mengizinkan anak-anaknya mengakses berbagai perangkat. tidak ada batasan waktu Hal ini juga akan mempengaruhi perkembangan mental anak.

“Karena kita berbicara tentang membesarkan anak. Ketika orang tua mengabaikan anaknya, jangan khawatir tentang waktu bermain dengan anak Anda. Saya tidak peduli dengan siapa anak saya bermain di dunia cyber. Ini akan berdampak besar pada anaknya. Perkembangan psikologis (anak),” jelasnya dalam komunikasi tanpa kekerasan.

Nasihat pertama bagi orang tua anak dalam menggunakan media sosial adalah menciptakan komunikasi yang efektif. Jangan bodoh.

“Yang pertama dan terpenting, hakikat keluarga adalah komunikasi. Artinya, orang tua dan anak perlu menjalin komunikasi yang terbuka dengan anaknya. “Tetapi ketika berkomunikasi dengan anak-anak, kekerasan harus dihindari,” tambahnya.

“Sering kali kita berbicara kepada anak dengan kasar, penuh hukuman dan tidak mempunyai sikap yang baik terhadap mereka. Oleh karena itu, anak menolak untuk berbicara dengan orang tuanya. Oleh karena itu, nasihat terbaik adalah menjaga komunikasi tetap terbuka dan anak tertarik. Kemudian setelah berkomunikasi dengan anak nak, kita (orang tua) bisa mengajari mereka apa yang boleh dan apa yang tidak terkait dengan bullying. Hal itu berujung pada pelecehan, pornografi, dan batasan (pembatasan diri).

Lalu, kata Irma, bekerjasamalah dengan pihak sekolah. Karena berkelanjutan Oleh karena itu, pentingnya penggunaan media sosial digital dan internet sama antara mereka yang tinggal di rumah dan mereka yang mengajar di sekolah. Orang tua perlu belajar bagaimana mendidik anak-anaknya.

“Maka orang tua harus mau menjadi orang tua yang mau belajar. Karena Anda mempelajari ini sepanjang waktu sebagai orang tua. Kamu perlu tahu apa yang disukai pacarmu saat ini. agar mereka bisa berkomunikasi. “Kalau menelpon orang tua, itu yang sering kamu ajak ngobrol,” jelas Irma.

Saran terakhir, sebaiknya orang tua lebih peka terhadap perubahan yang terjadi pada anak. Ketika ada perubahan, Orangtua segera mengambil keputusan dan segera mencari bantuan dari orang yang lebih berpengalaman.

“Dan yang terakhir, perlu pemahaman sebagai orang tua untuk segera mengetahui tanda-tanda perubahan pikiran dan perilaku anak. Jadi ketika ada masalah terkait perundungan, kekerasan atau hal lainnya, Parents bisa memprediksi dan segera bekerja sama serta mencari bantuan profesional,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *