Bagaimana Membedakan Gejala Infeksi dengan Penyakit Biasa pada Anak?

JAKARTA – Dengan maraknya penyakit menular pada anak, banyak orang tua yang khawatir terhadap kesehatan anaknya. Untuk mendapatkan pengobatan yang tepat dan tepat waktu, penting untuk membedakan gejala infeksi dari penyakit umum.

Menurut dr Dwinanda Ijira, dokter spesialis anak penyakit menular dan penyakit tropis di RS Podok Indakh, gejala infeksi seringkali disertai demam. 

Namun, jika anak Anda mengalami demam, hal tersebut tidak selalu merupakan tanda adanya infeksi. Gejala seperti pilek, diare, nyeri saat buang air kecil, atau sakit perut juga bisa menjadi tanda infeksi.

“Jadi sangat tergantung organ tubuh mana yang terkena mikroba tersebut. “Misalnya, infeksi saluran pernapasan atau flu, gejalanya mungkin berupa infeksi saluran pernapasan, batuk, pilek, kesulitan bernapas, dan mungkin demam,” jelas Dr. Dwinanda saat wawancara eksklusif dengan media pada Jumat, 5 April 2024. 

Menurutnya, satu virus bisa menimbulkan banyak gejala yang berbeda, dan virus yang berbeda bisa mempunyai gejala yang serupa. Misalnya saja adenovirus dan influenza yang bisa menimbulkan gejala seperti demam, batuk, pilek, atau diare. Oleh karena itu, sulit mengenali gejalanya hanya dengan melihatnya dari luar.

Bedanya kita harus tes untuk menemukan virus atau mikroba, jelasnya. 

Misalnya saja sakit tenggorokan yang mungkin disebabkan oleh virus atau bakteri. Gejala sakit tenggorokan atau radang amandel yang disebabkan oleh virus lebih ringan, sedangkan gejala yang disebabkan oleh bakteri lebih parah dengan gejala seperti kesulitan menelan, demam tinggi, dan sakit tenggorokan. 

Oleh karena itu, orang tua sebaiknya membawa anaknya ke dokter anak jika menunjukkan tanda-tanda infeksi. Hal ini penting karena ia dapat memperoleh pengobatan yang tepat berdasarkan penyebabnya, baik virus maupun bakteri, sehingga proses penyembuhan dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

“Jadi sulit membedakan berdasarkan gejala saja, sehingga penting untuk diselidiki. “Jadi, sebaiknya periksakan ke dokter anak untuk mendapatkan penanganan yang tepat,” ujarnya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *