Titik Kumpul – Dalam ajaran Islam, menjelek-jelekkan seseorang merupakan tindakan yang tidak dianjurkan saat puasa Ramadhan. Ghibah adalah dosa besar yang harus dihindari oleh setiap muslim.
Dalam Al-Qur’an Allah SWT mengingatkan seluruh umat-Nya untuk menjaga lidah dan berhati-hati dalam berbicara serta tidak mencari-cari kesalahan orang lain, hal ini terdapat pada ayat 12 Al-Qur’an Surat Al-Hujarat.
“Dan orang-orang yang beriman, jauhkanlah dirimu dari banyak prasangka, karena sebagian di antaranya adalah dosa. Jangan mencari-cari kesalahan orang lain dan jangan bergosip tentang orang lain. Apakah ada di antara kamu yang mau memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu saja kamu akan merasa muak padanya dan bertakwa kepada Allah SWT, sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”
Tak hanya itu, Nabi Muhammad SAW menjelaskan dalam sabdanya sendiri bahwa umatnya harus tahu bagaimana menjaga lidah dan melarang membicarakan aib orang lain, apalagi saat puasa Ramadhan.
“Puasa tidak hanya menahan rasa lapar dan haus, tetapi juga menahan mata, mulut dan tangan dari perbuatan zalim,” (HR Bukhari dan Muslim).
Selain itu, Syekh Said Muhammad Ba’asyin mengatakan dalam Busyrol Karim bahwa ghibah sebaiknya dihindari saat berpuasa, karena ghibah dapat merusak nilai pahala.
“Kebohongan dan fitnah terutama harus dihindari oleh orang yang berpuasa, padahal menghindari kedua sifat tercela tersebut pada hakikatnya wajib.” Kalaupun keduanya boleh mendamaikan pihak-pihak yang berselisih atau bercerita terkait penganiayaan seseorang, namun puasanya harus menghindari dua jalan tersebut,” demikian dikutip situs NU. pada tahun 2024 Rabu, 12 Maret.
Perbuatan ini, salah satu dosa terbesar dan hukum haram, Anda tidak tahu kapan Anda akan melakukannya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pencemaran nama baik harus dihindari karena hukum dapat menghilangkan pahala menjalankan puasa Ramadhan.