Jakarta, Titik Kumpul – Ustaz Zainal mengutarakan pandangannya tentang bahayanya orang tua yang mengabaikan perannya dalam video terbarunya di channel YouTube @kasi Solusi bertajuk “Ciri-ciri orang tua yang menjadikan anaknya nakal hingga murtad adalah anak yang tidak patut.” terlatih.
Menurut Ustaz Zainal, orang tua yang durhaka bukanlah mereka yang ditakdirkan menjadi binatang, melainkan mereka yang lalai dalam mengasuh anaknya. “Orang tua pemberontak bukanlah orang tua yang anaknya dikutuk menjadi tikus atau kuda nil, apalagi pantat Roro Cungkrang. Bukan, tapi orang tua yang lalai dalam mengasuh anaknya,” kata Ustadz Zainal.
Ustaz Zainal menegaskan, rendahnya kualitas spiritual umat Islam saat ini disebabkan oleh “korupsi ilmu” karena banyak orang tua yang tidak belajar dengan baik tentang pendidikan dan membesarkan anak. Dijelaskannya, anak usia 1 hingga 4 tahun atau yang disebutnya dengan “Golden Age” harus mendapat perhatian yang intens dari orang tuanya karena anak pada usia tersebut dibentuk melalui pendidikan yang baik.
“Masa keemasan ini harus sepenuhnya berada di tangan orang tua, mulai usia 1 hingga 4 tahun. Itu tidak boleh terkontaminasi oleh dunia lain. Itu memang perlu dibentuk melalui pendidikan yang tepat,” imbuhnya.
Ustaz Zainal juga memaparkan fase-fase pendidikan ideal dalam ceramahnya. Dari usia 0 hingga 4 tahun, anak-anak diperlakukan seperti bangsawan. Antara usia 4 dan 8 tahun, mereka diajari aturan hidup yang paling penting; antara usia 8 dan 12 tahun, anak-anak diperlakukan seperti teman. “Dengan begitu, tidak mungkin seorang anak durhaka kepada orang tuanya,” tegasnya.
Ustaz Zainal juga menekankan peran orang tua khususnya ayah dalam membesarkan anak. Ia mengatakan, banyak orang tua, terutama ayah, yang tidak berpartisipasi aktif dalam pengasuhan dan pendidikan anaknya. Di Indonesia, fenomena ini sering disebut sebagai “negara tanpa ayah”, dimana peran orang tua dalam pendidikan dinilai lemah. “Ada seorang ayah yang disuruh menggendong anaknya selama sepuluh menit tanpa ragu. “Rasanya menyenangkan juga membawa sangkar burung seberat 10 pon,” candanya.
Menurutnya, kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua menjadi salah satu faktor utama meningkatnya kriminalitas di kalangan remaja. Ditambah dengan dampak modernisasi dan revolusi digital, anak mudah terjerumus pada hal-hal negatif jika tidak dibimbing dengan baik. “Kurangnya kasih sayang juga menjadi faktor penting. Bukan soal kaya atau miskin, tapi terpenuhi atau tidak kasih sayangnya,” kata Ustaz Zainal. Ia menambahkan, rendahnya pemahaman agama dan lemahnya tekanan ekonomi juga turut berkontribusi terhadap meningkatnya tindakan negatif di kalangan anak-anak.
Ustaz Zainal menegaskan, setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah dan orang tualah yang menentukan apakah anak tersebut akan tumbuh menjadi pribadi yang baik atau sebaliknya.
Nabi bersabda: “Kullu Mauludin yuladu Alal Fitroh, setiap anak dilahirkan dalam keadaan Fitrah. Orang tualah yang menentukan apakah anaknya akan menjadi Yahudi, Nasrani, atau dukun,” jelasnya.
Secara ringkas, Ustaz Zainal menyebutkan lima hak anak terhadap orang tuanya terkait kewajiban nafkah, yang mana pendidikan merupakan yang terpenting. “Makan siang yang paling mulia adalah makan siang yang diberikan orang tua untuk membiayai anaknya, terutama pendidikannya,” jelasnya.
Namun seringkali orang tua lalai dan mengharapkan kesalehan dari anaknya namun mengabaikan tanggung jawabnya. “Sekarang giliran mereka dan mereka ingin mendapat giliran, padahal mereka tidak mendapat perhatian bahkan menelantarkan anak-anaknya,” imbuhnya.
Ustadz Zainal menyebutkan lima hal yang harus dilakukan orang tua untuk membantu anaknya tumbuh dan menjadi orang baik: “Pertama, orang tua harus menjadi teladan bagi anak-anaknya. Kedua, orang tua hendaknya menjadi motivator yang meningkatkan semangat anak baik lahir maupun batin.” Ketiga, menegakkan aturan-aturan dalam kehidupan sehari-hari, seperti waktu tidur, sekolah, dan aktivitas lainnya. Keempat, mengajarkan anak nilai-nilai kehidupan dan kelima, menumbuhkan sikap baik seperti menghargai orang lain dan menjaga lingkungan.”
Dengan menganjurkan lima hal tersebut, Ustaz Zainal yakin orang tua dapat membantu anak keluar dari kegelapan dan menuju kehidupan yang lebih baik. “Jika orang tua hanya mengandalkan pendidikan anaknya dan tidak berperan di dalamnya, sebagus apapun sekolahnya, anak tidak akan berhasil,” tutupnya.
Terakhir, Ustaz Zainal mengingatkan para orang tua agar tidak menganggap remeh perannya dalam mendidik dan mengasuh anak. Orang tua yang lalai tidak hanya dapat membahayakan masa depan anak, namun juga menjadi penyebab berbagai permasalahan sosial.
Ustadz Zainal meyakini dengan menerapkan pola asuh yang benar dan penuh perhatian, anak menjadi pribadi yang baik dan tidak terjerumus pada perilaku negatif. Bagi para orang tua, kabar ini menjadi pengingat bahwa masa depan anak ada di tangan mereka.